Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan, percepatan serah terima jabatan (Sertijab) Panglima TNI untuk menghindari kegamangan sekaligus mengantisipasi ancaman yang bisa datang sewaktu-waktu terjadi karena akan terjadi dualisme.
"Begitu Pak Hadi dilantik, besok atau hari ini langsung saya melakukan serah terima jabatan. Sebenarnya secara `de facto` dan `de jure` pada saat Presiden melantik, panglimanya sudah Pak Hadi," kata Gatot usai upacara sertijab Panglima TNI dari Jenderal Gatot Nurmantyo kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu 9 Desember 2017.
BACA: Gatot Nurmantyo Sebut Akmil Angkatan 1988 Panglima TNI Berikutnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Gatot, dalam akademi perbedaan tahun dalam prosesi pergantian Panglima TNI sangat berpengaruh. "Pergantian panglima biasanya kan beda setahun atau dua tahun. Namun, Pak Hadi ini beda empat tahun dengan saya, sehingga di akademi itu sangat sungkan sekali. Agar tidak terjadi kegamangan saya menyerahkan tongkat komando," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Percepatan sertijab Panglima TNI, lanjut dia, untuk mengantisipasi ancaman yang datang tanpa di duga-duga. "Ingat, ancaman, tantangan tidak memberi tahu kalau dia datang. Dalam kondisi ada dualisme ini sangat berbahaya. Oleh karenanya, saya menyerahkan secepatnya tongkat komando kepemimpinan TNI," kata Gatot Nurmantyo.
Sehingga, tambah Jenderal Gatot Nurmatyo, keputusan dapat diambil dengan cepat dan tepat. "Tidak ada nuansa politik atau apa-apa. Ini dilakukan agar semua berjalan dengan benar dan sesuai," kata Gatot Nurmantyo.
Baca juga: Pensiun dari Panglima TNI, Apa Langkah Politik Gatot Nurmantyo
Jenderal bintang empat ini mengaku lega setelah melepaskan tongkat komando Panglima TNI kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Merdeka, semua beban sudah lepas semuanya, mungkin rekan-rekan tidak merasakan bagaimana kita diberi amanah memimpin 400.000 prajurit yang tersebar dimana-mana," ujar Gatot.
Menurut Gatot, tidak mudah memegang amanah memimpin pasukan yang sangat banyak tersebut. Namun, dirinya bersyukur sudah terselesaikan semuanya.
"Sudah saya serahkan kepada Pak Hadi. Selama pengalaman 36 tahun saya mengamati, Pak Hadi pasti mampu menjalaninya," tutur Gatot Nurmantyo.