Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan bahwa ketua umumnya, Zulkifli Hasan, intens melakukan persamuhan dengan Prabowo untuk menjajaki koalisi.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Tubagus Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa dukungan terhadap Prabowo sebagai bakal calon presiden 2024 bukan tiba-tiba.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menuturkan tiga petinggi partai beringin bersua dengan Prabowo pada pekan lalu.
JAKARTA – Persamuhan tiga orang petinggi partai untuk menjajaki bermitra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) disebut berlangsung beberapa kali. Pertemuan itu intens dilakukan hingga akhirnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) bersepakat bergabung sebagai mitra koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dalam kontestasi Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan bahwa ketua umumnya, Zulkifli Hasan, intens melakukan persamuhan dengan Prabowo untuk menjajaki koalisi. “Pak Zulkifli secara teratur dalam beberapa bulan ini menjalin komunikasi dengan Pak Prabowo membahas rencana koalisi,” ujar Eddy saat dihubungi pada Ahad, 13 Agustus 2023.
Baca: Ultimatum Sekondan di Koalisi Gerindra-PKB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eddy mengatakan partainya dan Golkar juga bersepakat menjalin kerja sama dengan Gerindra dan PKB yang sudah lebih dulu berada dalam Koalisi KIR. PAN memutuskan bergabung ke gerbong Prabowo dengan berbagai pertimbangan. Salah satu pertimbangannya, latar belakang sejarah karena PAN telah dua kali mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada dua pemilu sebelumnya. “Kami sudah 10 tahun bersama-sama Pak Prabowo. Kami yakin perjuangan 10 tahun itu akan tuntas,” ujar Zulkifli.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan pidato disaksikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto dalam pilpres 2024 di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, 13 Agustus 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Bertempat di Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada Ahad kemarin, PAN dan Partai Golkar akhirnya resmi memberi dukungan kepada Prabowo. Dalam deklarasi itu hadir Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Pada akhir deklarasi, keempat ketua umum partai tersebut meneken “Penerimaan Kerja Sama Politik”.
PAN mengatakan dukungan kepada Prabowo yang sudah berlangsung 10 tahun terakhir membuat kedua partai tak perlu berupaya keras melakukan penyesuaian. “Karena kami tahu cara kerjanya seperti apa. Kami punya keyakinan bahwa untuk mencapai Indonesia maju, kami melihat ada di Prabowo,” ujarnya.
Eddy mengatakan empat partai yang kini bergabung tersebut dalam beberapa pekan ke depan bakal merumuskan langkah kerja sama, terutama merumuskan tim dan program pemenangan serta visi-misi dari kerja sama empat partai yang ada dalam koalisi pemerintahan itu. “Karena kami sudah dua kali mendukung Prabowo, jadi kami paham apa dan bagaimana kerja dan langkah yang harus disiapkan,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menguatkan pernyataan Eddy itu. Dia mengatakan elite PAN telah menjalin komunikasi dan berdiskusi panjang untuk membangun koalisi dengan Gerindra. Viva bahkan menyebutkan bahwa elite PAN dan Gerindra telah lebih dulu bertemu dan membahas serta mematangkan rencana koalisi sebelum mereka mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo. “Kami sudah dua kali mendukung Prabowo dalam pemilu, tapi gagal. PAN yakin pada pemilu presiden kali ini akan menang dan berhasil.”
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Umum Golkar Nurdin Halid mengatakan pertemuan antara elite Partai Golkar dan Gerindra telah dilakukan beberapa kali untuk mematangkan dukungan partai berlambang beringin itu kepada Prabowo. Dukungan tersebut diberikan atas kajian internal partai dan konsultasi serta saran dari kalangan senior di Partai Golkar, seperti Ketua Dewan Pertimbangan, Ketua Dewan Pakar, serta Ketua Dewan Pembina. “Karena untuk bisa memenuhi syarat mengusung capres perlu 20 persen suara, akhirnya kami masuk ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya,” ujar Nurdin.
Baca: Menakar Kesolidan PKB-Gerindra
Selain pertimbangan partai, Nurdin mengatakan Golkar bakal mendapatkan keuntungan elektoral untuk pemilu legislatif ketika mendukung Prabowo. Menurut Nurdin, Golkar pun tidak mungkin bisa mengajukan nama calon presiden tanpa membangun poros koalisi dengan partai lain. “Kami segera menggelar rapat pimpinan nasional untuk memutuskan dukungan Golkar kepada Prabowo menjadi capres,” ucapnya.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Tubagus Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa dukungan kepada Prabowo sebagai bakal calon presiden 2024 bukan tiba-tiba. Airlangga Hartarto, menurut Ace Hasan, telah lama melakukan pembicaraan dan pembahasan secara intensif sehubungan dengan arah koalisi capres pada Pemilu 2024.
Ace mengatakan mereka telah menginisiasi koalisi besar untuk dapat memastikan agar jalannya pemerintahan 2024-2029 mendapat dukungan partai politik yang kuat. Dengan koalisi besar ini, Golkar berharap kemenangan Prabowo semakin mempersatukan semua kekuatan politik guna menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk meneruskan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pernyataan Airlangga Soal Prabowo
Saat mendeklarasikan bergabung dengan koalisi, Airlangga mengatakan Prabowo merupakan sosok yang lahir dari partai beringin itu. "Tidak lain, tidak bukan, karena Letnan Jenderal Prabowo lahir dari rahim Golkar," ujar Airlangga di Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta.
Airlangga, yang mengenakan jaket Golkar, mengatakan Prabowo juga merupakan sosok yang tepat untuk membawa kestabilan pembangunan yang sudah dibentuk oleh pemerintahan saat ini. “Kekaryaan tidak diragukan lagi. Ini egaliter searah, sejalan, dan setujuan Partai Golkar dengan Pak Prabowo," katanya.
Prabowo pun mengaku terharu atas dukungan empat partai kepada dirinya menjelang kontestasi pilpres 2024 yang akan digelar pada 14 Februari 2024. "Ini sungguh suatu kehormatan bagi saya. Saya bertekad tidak mengecewakan harapan partai-partai ini dan terutama harapan rakyat Indonesia seluruhnya,” ujar Menteri Pertahanan ini.
Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menawarkan kepada partai politik koalisi yang mengusungnya untuk mengedepankan persatuan dalam menghadapi Pemilu 2024. “Kita akan berhadapan dengan suatu pemilihan umum. Kita akan bertanding dengan gagah dan kesatria dengan tidak akan menjelek-jelekkan atau mencela pihak mana pun,” ucap Prabowo.
Restu Presiden Joko Widodo?
Dukungan Golkar dan PAN sejatinya telah diketahui dua hari sebelumnya. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menuturkan tiga orang petinggi partai beringin bersua dengan Prabowo pada pekan lalu. Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Sekretaris Jenderal Lodewijk Freidrich, serta Bendahara Umum Dito Ganinduto. Setelah pertemuan itu, elite Golkar memberikan sinyal akan memberikan dukungan kepada Prabowo. “Ternyata, mereka (Golkar) menyatakan mau mendukung Prabowo. Dan itu atas seizin dan restu dari Pak Jokowi. Itu saya bisa katakan,” ujar Hashim dalam acara Pembekalan Materi dan Konsolidasi Relawan Prabowo pada Kamis, 10 Agustus lalu.
Menanggapi hal itu, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa keputusan partainya mendukung pencalonan Prabowo Subianto tak ada campur tangan dari Presiden Joko Widodo. "Presiden tidak ada arahan. Ini keputusan kami bersama-sama," kata pria yang akrab disapa Zulhas tersebut dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 13 Agustus lalu.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan pidato disaksikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto dalam pilpres 2024 di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, 13 Agustus 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Golkar dan PAN sebelum merapat ke koalisi KIR lebih dulu membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Belakangan, KIB pecah kongsi setelah PPP memilih bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). PDIP mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024.
Menurut Zulhas, perpindahan koalisi ini merupakan upaya maksimal mendengarkan aspirasi kader dan konstituen PAN. "Kami telah mendengar masukan dan aspirasi dari kader, simpatisan, ormas, dan elemen masyarakat lain dari berbagai latar belakang," kata Zulhas.
Respons Pengamat
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, melihat dukungan Golkar kepada Prabowo terburu-buru. Padahal Golkar telah menggelar musyawarah nasional empat tahun lalu dan memberikan amanat kepada Airlangga Hartarto untuk menjadi bakal capres. “Sampai sekarang belum ada mekanisme untuk mengubah keputusan itu. Namun ini tidak ada angin dan hujan tiba-tiba mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo menjadi capres,” ujarnya.
Demikian juga keputusan PAN yang terlihat menunjukkan sinyal yang berbalik arah dari rapat koordinasi nasional (rakornas) partai itu di Semarang, beberapa bulan lalu. Dalam rakornas tersebut, PAN seperti memberikan isyarat bakal mendukung Ganjar. “Bahkan PAN menyatakan Ganjar merupakan capres potensial untuk disandingkan dengan Erick Thohir,” ucapnya. “Tapi begitu cepat berubah dalam beberapa pekan ini. Tentu ada kekuatan politik yang besar membisiki Golkar dan PAN untuk menyatakan dukungan politik itu.”
Menurut Adi, keseriusan Golkar dan PAN itu mesti diuji dengan membuat forum resmi, seperti munas, rakornas, ataupun rapimnas, dalam lingkup internal partai mereka untuk mendeklarasikan secara resmi dukungan tersebut. Sebab, PKB telah menggelar rapat akbar dan forum resmi ketika menyatakan dukungan kepada Prabowo, yang diikuti seluruh kader dan konstituen mereka. “Apakah Golkar dan PAN akan melakukan hal itu juga?” ucapnya.
IMAM HAMDI | TIKA AYU | IMA DINI SHAFIRA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo