Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Gerindra Beri Somasi, Nuruzzaman Takkan Ralat Pernyataannya

Gerindra memberikan kesempatan 3 x 24 jam kepada Nuruzzaman untuk meralat pernyataannya sekaligus meminta maaf secara terbuka.

14 Juni 2018 | 14.18 WIB

Sekjen Partai Gerindra Fadli Zon menunjukkan barang bukti akun media sosial saat tiba di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 2 Maret 2018. Kedatangan Fadli Zon ke Bareskrim Mabes Polri itu untuk melaporkan penebar berita "hoax" kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang dituduh berfoto bersama admin atau pengelola Muslim Cyber Army (MCA). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Perbesar
Sekjen Partai Gerindra Fadli Zon menunjukkan barang bukti akun media sosial saat tiba di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 2 Maret 2018. Kedatangan Fadli Zon ke Bareskrim Mabes Polri itu untuk melaporkan penebar berita "hoax" kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang dituduh berfoto bersama admin atau pengelola Muslim Cyber Army (MCA). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor, Abdul Qodir, menyatakan mantan Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Mohammad Nurruzaman tidak akan meralat pernyataannya yang menyebut Gerindra melakukan manuver politik dengan corong kebencian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Menurut kami, melalui surat pengunduran dirinya, Sahabat Nuruzzaman sedang mengekspresikan sikap politiknya. Itu adalah hak asasinya yang dilindungi hukum dan konstitusi kita," ujar Qodir saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Qodir, Nuruzzaman telah berkonsultasi dengan lembaganya. Gerakan Pemuda (GP) Ansor pun sudah mengamanatkan LBH Ansor untuk memberikan pendampingan hukum. "Beliau sudah menunjuk advokat-advokat GP Ansor untuk menjadi kuasa hukumnya," kata Qodir.

Somasi Gerindra bermula dari pengunduran diri Nuruzzaman dari Gerindra yang diumumkan lewat media, Selasa malam, 12 Juni 2018. Dalam keterangannya, Nuruzzaman membeberkan beberapa alasan pengunduran dirinya. Salah satunya karena Gerindra sudah tidak sejalan lagi dengan jalan perjuangannya.

Nuruzzaman menilai manuver Gerindra belakangan lebih seperti corong kebencian. “Yang mengamplifikasi kepentingan politis busuk yang hanya berkutat pada kepentingan saja. Sama sekali hilang Indonesia Raya yang ada di dada setiap kader Gerindra," ujarnya.

Pernyataan itu membuat Gerindra geram. Anggota Dewan Pembina Gerindra Habiburohkman memberikan kesempatan 3 x 24 jam kepada Nuruzzaman untuk meralat pernyataannya sekaligus meminta maaf secara terbuka. Jika tidak, dia akan melaporkan Nuruzzaman ke ke Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri).

Menurut Qodir, Nuruzzaman meyakini kebenaran dari substansi surat pengunduran dirinya dari Gerindra yang disampaikannya ke media. "Dan perlu digarisbawahi, surat Sahabat Nuruzzaman ditulis dengan itikad baik sebagai otokritik terhadap Gerindra," ujar Qodir.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus