Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gerindra: Pemilih Ganda di DPT Rugikan Masyarakat

Gerindra meminta KPU merapikan DPT sebelum mengumumkan angkanya ke masyarakat.

4 September 2018 | 12.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kubu partai koalisi pengusung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengklaim menemukan pemilih ganda dalam data pemilih tetap (DPT) yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu, 5 September 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan temuan pemilih ganda ini bakal merugikan warga negara Indonesia. "Sebab, bisa menghilangkan hak pilih orang yang seharusnya masuk kemudian tidak masuk," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 4 September 2018.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal mengatakan koalisinya telah menerima data awal jumlah DPT sebanyak 137.356.266. Dari angka tersebut, kata Mustafa, koalisi menemukan terdapat data ganda sebanyak 25.410.615. Mustafa mengklaim data ganda itu ditemukan di sejumlah daerah pemilihan.

Mustafa melanjutkan, koalisi mendengar KPU sudah memiliki data mutakhir DPT sebanyak 185.994.374. Dia pun meminta KPU merapikan data itu terlebih dulu dan menyerahkannya kepada setiap partai agar bisa diteliti lagi.

"Bisa dibayangkan dari 137 juta saja sudah 25 juta. Ini bayangkan kalau sudah bertambah, apakah ada yang tergandakan lagi atau ada temuan-temuan yang lain, itu yang kami ingin klarifikasi bersama-sama," ujarnya.

Menurut dia, 25 juta suara pemilih setara dengan 18 persen suara sah nasional atau 104 kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Karena itu, koalisi Prabowo - Sandiaga meminta KPU merapikan DPT sebelum mengumumkannya. Kubu ini pun mengancam akan menolak penetapan DPT jika KPU belum merapikan pendataan.

Penolakan ini, kata Dasco, juga bertujuan agar KPU tidak terlalu terburu-buru menetapkan DPT. "Mari sama-sama memperbaiki (data), sisir ulang bersama-sama supaya kemudian DPT yang ada menjadi sempurna," katanya.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus