Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi kandidat tunggal bakal calon Wali Kota Solo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pesaingnya, Achmad Purnomo, memutuskan mundur dari pencalonannya karena mengklaim ingin berfokus membantu penanganan wabah Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. "Surat pengunduran diri ke partai akan kami kirimkan setelah ada pemberitahuan resmi dari Komisi Pemilihan Umum soal pengunduran jadwal ini," kata Purnomo di Surakarta, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Purnomo menegaskan alasannya untuk mundur adalah persoalan etika. Pria yang kini menjabat Wali Kota Surakarta itu mengatakan harus bekerja keras untuk menanggulangi penularan virus di kotanya. "Tidak etis kalau saya harus memikirkan soal pemilihan kepala daerah," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk pada kajian beberapa kalangan, Purnomo menyebutkan, wabah Covid-19 ini akan berdampak hingga satu tahun ke depan. Sebagai pejabat publik, dia merasa berkewajiban untuk mengatasi dampak wabah tersebut. "Terserah seperti apa pandangan orang, tapi saya memilih untuk mundur dari pencalonan," kata dia.
Purnomo mengakui telah mengutarakan rencananya itu ke pengurus Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Surakarta. Namun dia belum tahu pasti sikap Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan mengenai langkah yang diambilnya itu. "Secara lisan mereka mendukung langkah saya," kata dia. "Mudah-mudahan diizinkan."
Dalam pemilihan Wali Kota Surakarta, Purnomo sebelumnya dipasangkan dengan Teguh Prakosa oleh Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Solo. Adapun Gibran maju dengan mengantongi dukungan dari Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Namun, hingga kemarin, partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu belum mengeluarkan keputusan ihwal rekomendasi calon yang akan diusung dalam pilkada Surakarta 2020.
Ketua DPC PDI Perjuangan Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mendukung langkah pengunduran diri Purnomo. Sebab, ia juga pesimistis pilkada 2020 akan bisa digelar tahun ini di tengah wabah yang belum pasti kapan selesainya. Menurut Hadi, Komisi Pemilihan Umum harusnya mempertimbangkan untuk mengundur pemilihan kepala daerah hingga 2024. "Selain persiapannya matang, anggarannya bisa digunakan untuk penanganan wabah Covid-19," kata dia. "Pemerintah tinggal menunjuk pejabat wali kota atau bupati di daerah-daerah yang seharusnya menggelar pilkada di tahun ini."
Meski begitu, Rudyatmo mengatakan, Teguh Prakoso belum berniat mundur dari pemilihan. Menurut dia, Teguh akan menjadi sosok yang potensial untuk mendapatkan rekomendasi dari partai selain Gibran. "Meskipun dia mendaftar sebagai wakil wali kota," ujar dia.
Di Solo, PDI Perjuangan menguasai mayoritas kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dari jumlah total 45 kursi, 30 di antaranya milik PDI Perjuangan. Pada posisi kedua, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 5 kursi. Selanjutnya, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Gerindra masing-masing memiliki 3 kursi, serta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 1 kursi. Syarat minimal mengusung calon di pilkada Solo 2020 adalah partai atau gabungan partai yang memiliki sembilan kursi DPRD. Sebelumnya, Golkar, Gerindra, dan PSI mengisyaratkan akan mendukung Gibran.
Juru bicara kelompok relawan Kancane Gibran Gess (Kagege), Imelda, menyebutkan rencana mundurnya Purnomo tidak akan berpengaruh terhadap perjuangan para relawan pendukung Gibran. Mundurnya Purnomo dalam pencalonan juga tidak berpengaruh pada langkah Gibran dalam memenangi pemilihan. Imelda optimistis Megawati Soekarnoputri akan merestui Gibran maju menjadi calon Wali Kota Surakarta mewakili partainya. "Sejak awal kami yakin rekomendasi dari partai pasti akan turun kepada Gibran," kata dia.
Meski sudah dekat dengan jadwal pilkada, Imelda mengatakan, para relawan Gibran juga tengah meliburkan diri dari aktivitas politik. Gibran, kata dia, juga mengerahkan relawannya untuk bergerak membantu masyarakat menanggulangi wabah SARS-CoV2 ini. "Saat ini kami bergerak membantu masyarakat dalam penanganan Covid-19," kata dia. "Salah satu kegiatan yang banyak dilakukan adalah penyemprotan disinfektan ke perkampungan. Ini merupakan salah satu instruksi dari Gibran."
AHMAD RAFIQ | MAYA AYU PUSPITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo