Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Guru Honorer di Cirebon Dipecat Usai Kritik Ridwan Kamil, Begini Kata Pakar Komunikasi Unpad

Ridwan Kamil disorot setelah seorang guru honorer yang mengkritiknya dipecat dari tempatnya mengajar. Pakar Komunikasi Unpad sebut istilah dog whistle

17 Maret 2023 | 07.01 WIB

Ridwan Kamil Memberikan Pidato di DPP Golkar, 13 Maret 2023. Istimewa
Perbesar
Ridwan Kamil Memberikan Pidato di DPP Golkar, 13 Maret 2023. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah jadi sorotan publik. Hal itu terjadi lantaran mencuatnya pemberitaan Muhammad Sabil Fadilah seorang guru honorer asal Cirebon yang dipecat dari sekolah tempatnya mengajar usai melontarkan kritik pada kolom komentar salah satu unggahan dari akun Instagram Ridwan Kamil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bersamaan dengan itu, beredar pula tangkapan layar yang memperlihatkan gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengirimkan bukti komentar dari Sabil melalui Direct Message (DM) Instagram ke akun SMK Telkom Sekar Kemuning, yakni sekolah tempat Sabil mengajar. Tangkapan layar itu diunggah oleh akun Twitter @zanatul_91.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak pantas seorang guru spt itu." tulis Kang Emil setelah mengirim bukti komentar itu. Pihak sekolah pun merespons dengan permohonan maaf atas nama institusi dan menyebut akan menindak Sabil secara tegas dan terukur. “Hatur nuhun. Sekolahnya jadi kebawa2 oleh netizen," balas Emil.

Peneliti Pusat Studi Komunikasi, Media, dan Budaya (PSKMD) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Justito Adiprasetio, melalui pandangan komunikasi publik mengatakan bahwa pesan DM Instagram Emil tersebut dapat ditinjau dari dua hal, yakni efek dan intensi.

“Soal efek, masyarakat kita hingga kini masih dipenuhi eufemisme yang merupakan warisan dari otoritarianisme orde baru. Ini terlihat dari adanya istilah yang maknanya kerap dipandang kontradiktif seperti misalnya “diamankan” yang bisa malah dipahami dengan arti ditangkap atau bahkan dilenyapkan,” kata pria yang biasa dipanggil Tito itu kepada Tempo.co pada Kamis, 16 Maret 2023.

Tito menjelaskan ketika ada pihak dengan kekuasaan yang menyatakan sesuatu kepada pihak yang juga punya otoritas namun pada tingkat lebih rendah dengan kata-kata semisal ‘tolong amankan’ atau ‘tolong diurus’, hal itu bisa merujuk pada sesuatu yang multitafsir tergantung konteks. Ini berpengaruh pada bagaimana pihak penerima pesan menilai apa yang kira-kira diinginkankan pihak dengan kuasa di atasnya itu.

“Meskipun mungkin pesan dari Kang Emil sangat pendek, namun akan ada ada efek psikologis yang dirasakan pihak yang menerima pesan tersebut,” katanya.

Terkait intensi, pengajar kajian media dan budaya populer ini menyoroti pernyataan Emil yang mengaku kaget mendengar kabar pemecatan guru tersebut. Menurutnya, intensi ini pada akhirnya tidak berarti apa-apa ketika efeknya sudah terjadi dan berdampak. Ridwan Kamil sebagai politisi dan tokoh publik dinilai Tito semestinya menyadari setiap konsekuensi dari komunikasi yang dilakukan.

Selain itu, ia juga melihat apa yang dilakukan oleh Ridwan Kamil sebagai praktik ‘dog whistle’ melalui kebiasaannya menyematkan atau meng-pin komentar di unggahan media sosialnya. Dog whistle merujuk pada penggunaan bahasa suggestive untuk memperoleh dukungan. Langkah ini yang membuat guru tersebut mengalami perundungan di media sosial.

“Ini yang perlu dicermati karena saya melihat fenomena ‘dog whistle’ yang melibatkan tokoh politik ini tidak terjadi satu atau dua kali saja. Saya sangat yakin bahwa mereka tahu betul konsekuensi dari komunikasi yang mereka lakukan,” ujar Tito.

Klarifikasi Ridwan Kamil

Ridwan Kamil menyampaikan klarifikasi terkait guru SMK di Cirebon yang diberhentikan oleh yayasan sekolah karena mengkritik dirinya di akun Instagramnya. "Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi," kata Ridwan Kamil melalui unggahan di akun Instagram dan Twitter resminya pada Rabu, 15 Maret 2023.

Mantan Wali Kota Bandung itu menjelaskan bahwa pemimpin harus terbuka terhadap kritik meskipun terkadang kasar. Ridwan Kamil mengatakan biasanya membalas komentar itu dengan biasa saja.

"Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respons dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja," ujarnya.

Ia pun berpandangan bahwa pemecatan itu mungkin berkaitan dengan status Sabil sebagai guru yang sepak terjangnya bisa dilihat dan ditiru murid-muridnya. "Mungkin karena yang melakukan posting kasar adalah seorang guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah atau yayasan untuk menjaga nama baik institusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan," kata dia.

Merespons pemecatan guru yang bersangkutan, Ridwan Kamil mengatakan telah menghubungi pihak yayasan untuk membatalkannya "Setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah atau yayasan agar yang bersangkutan cukup dinasihati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan," ujarnya.

"Apa pun itu, di era medsos tanpa sensor ini, kewajiban kita para orang tua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasihat-menasihati dalam kebaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia. Hatur Nuhun"  katanya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus