Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

IDAI Masih Dalami Penyebab Percepatan Perburukan Kasus Ginjal Akut

IDAI masih mendalami penyebab percepatan perburukan yang terjadi pada pasien ginjal dalam kaitan dengan kasus gangguan ginjal akut misterius

18 Oktober 2022 | 20.20 WIB

Ilustrasi ginjal. ANTARA-Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi ginjal. ANTARA-Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) masih mendalami penyebab percepatan perburukan atau rapid progresif yang tidak umum terjadi pada pasien ginjal dalam kaitan dengan kasus gangguan ginjal akut misterius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Sekarang ini anak yang sebelumnya tidak ada masalah ginjal atau memiliki ginjal normal, mengalami rapid progresif," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam siaran langsung Instagram IDI Menjawab yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa 18 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagian besar kasus gagal ginjal pada pasien anak, kata dia, disebabkan kelainan bawaan atau sejak lahir, seperti ginjal tidak terbentuk dengan baik saat di kandungan karena pengaruh kelainan.

Fenomena rapid progresif itu didapat IDAI berdasarkan laporan penelitian terhadap 180-an pasien tanpa penyakit bawaan yang dilaporkan dari 20 provinsi di Indonesia dalam dua bulan terakhir. Umumnya pasien balita umur 1-5 tahun.

Percepatan perburukan terjadi pada gejala di saluran cerna yang ditandai dengan muntah, demam, diare, infeksi saluran napas akut, dan batuk pilek. "Ada yang khas, seperti demam dan juga berkurang volume air kencingnya," katanya.

Takaran normal urine secara ilmiah pada balita, kata Piprim, berkisar satu mililiter per kg berat badan per jam. Kalau umur satu tahun berat badan 10 kg, katanya, dalam 24 jam sekitar 240 cc atau kira-kira satu gelas air mineral.

Jika seluruh gejala itu dilakukan pengecekan secara laboratorium, kata Piprim, terjadi peningkatan kadar ureum, kreatinin, dan kalium pada pasien.

"Yang bikin kami khawatir, perburukannya cepat dari yang tidak ada apa-apa, tiba-tiba tidak ada air kencing sama sekali. Kejadian biasanya di populasi paling banyak sekitar 0,9 persen," katanya.

Hingga saat ini, IDAI bersama Kemenkes masih meneliti sejumlah penyakit yang memengaruhi percepatan perburukan gangguan ginjal akut pada pasien.

Pengaruh yang dimaksud, di antaranya Adenovirus, Leptospirosis, hingga kandungan Dietilen Glikol dan Etilen Glikol pada sirup obat anak seperti yang dialami penduduk di Gambia, Afrika.

Baca: Inilah Gejala Penyakit Gagal Ginjal pada Anak

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus