Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Vaksinasi Lengkap Sebelum Belajar di Kelas

IDAI meminta pihak sekolah, dinas pendidikan, serta pemerintah daerah berkolaborasi dengan orang tua dan dinas kesehatan.

8 Juli 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terbaru terkait dengan pembelajaran tatap muka (PTM), yakni mewajibkan vaksinasi lengkap dan booster. Rekomendasi ini dibuat menyusul lonjakan angka kasus Covid-19 sejak akhir bulan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih mudah menular dibanding varian awalnya pada anak di Indonesia. Subvarian baru ini berpotensi menyebabkan gelombang kasus berikutnya,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, Kamis, 7 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data IDAI, kata dia, menunjukkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 pada bayi dan anak yang membutuhkan perawatan. Angka kasus multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) meningkat dan berpotensi menimbulkan kasus long Covid-19 pada anak.

IDAI meminta pihak sekolah, dinas pendidikan, serta pemerintah daerah berkolaborasi dengan orang tua dan dinas kesehatan. Di antaranya dengan melakukan testing pada anak dengan gejala Covid-19 serta bersikap patuh dan berdisiplin menjalankan protokol kesehatan. Orang tua diminta tidak membawa anak ke luar rumah apabila ada gejala demam, batuk, pilek, atau diare.

Ketua Satuan Tugas Vaksinasi IDAI, Hartono Gunardi, mengingatkan para orang tua untuk mengikuti Bulan Imunisasi Anak Nasional guna melengkapi imunisasi dasar dan booster untuk anak balita. Kemudian imunisasi MR tambahan dan imunisasi dengan vaksin baru, yaitu vaksin pneumokokus (PCV), yang berguna mencegah radang paru.

Pelajar mengikuti sekolah tatap muka di SD Plus Al Ghifari, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

Anak berusia 6 tahun ke atas, kata Hartono, perlu mendapat imunisasi Covid-19 sebanyak dua kali. Imunisasi rutin dan vaksinasi diperlukan agar anak terlindung dari berbagai penyakit infeksi.

Adapun untuk anak-anak dengan komorbiditas dapat berkonsultasi lebih dulu dengan dokter spesialis anak. Komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, ginjal kronik, autoimun, paru kronis, obesitas, dan hipertensi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan belum puas atas capaian vaksinasi penguat atau booster di Jakarta yang hingga saat ini masih berada di kisaran 50 persen dari target. Pemerintah DKI berusaha menambah cakupan vaksinasi booster seiring dengan peningkatan angka kasus Covid-19.

Dia mengingatkan bahwa penularan Covid-19 tak akan berhenti dan bakal terus terjadi. Terlebih, interaksi masyarakat semakin meningkat. Vaksinasi, kata Anies, berguna untuk melindungi diri. “Karena penularan itu tidak berhenti karena status PPKM berubah, apakah (PPKM) 1 atau 2, penularan akan terjadi,” ujar Anies.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, cakupan vaksinasi dosis penguat (booster) sampai Rabu, 6 Juli 2022, sebanyak 4.104.025 orang.

AFRILIA SURYANIS
#cucitangan #pakaimasker #jagajarak
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus