Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyarankan agar kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tidak kegemukan atau gemoy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Performance harus efektif, makin gemoy kabinetnya, makin besar belanja rutinnya," Kata Esther dalam diskusi online yang diselengarakan Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Esther khawatir bila semakin banyak menteri dalam kabinet Prabowo bakal membuat kerja mereka tidak maksimal. Ia menyarankan pemerintah tidak membuat kabinet yang gemuk, melihat banyaknya partai koalisi di kubu Prabowo.
Dari data Kementerian Keuangan pada 2024, belanja pegawai, belanja barang, dan subsidi yang rutin dikeluarkan pemerintah sudah besar. Bahkan melebihi belanja modal untuk pembangunan.
Menurut teori ekonomi, kata dia, goverment expenditure atau pengeluaran pemerintah harusnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, bila belanja modalnya lebih besar. "Jadi belanja pemerintah bisa lebih produktif ke depan," ujarnya.
Eferktivitas pemerintahan menjadi sangat krusial melihat pertumbuhan ekonomi saat ini sedang menurun, sehingga ke depannya pemerintah diharapkan bisa belanja dengan efektif.
"Dari pemerintahan yang efektif diharapkan bisa mendorong ekonomi yang lebih baik," kata ekonom Universitas Diponogero ini saat menjadi pembicara dalam acara diskusi dengan tema 'Dilema Kabinet Prabowo dalam Bingkai Koalisi Besar' yang diselengarakan di ruang Granada, Universitas Paramadina, Jakarta, hari ini.