Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengajak anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bekerja sama menanggulangi pandemi Covid-19. Doni mencontohkan kerja sama yang diterapkan di Indonesia, yakni menggunakan pendekatan pentahelix atau keterlibatan lima pihak, yakni pemerintah pusat, daerah, seluruh elemen masyarakat, pihak swasta termasuk akademikus, dan media massa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Doni berharap pendekatan semacam ini bisa diterapkan di seluruh negara-negara ASEAN. "Tapi yang terpenting adalah kesatuan dan kebersamaan. Dalam penanggulangan bencana, prestasi sejati hanya akan tercapai jika kita maju bersama tanpa meninggalkan siapa pun," ujar Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 itu. Doni menjadi wakil Indonesia dalam pertemuan antarlembaga manajemen penanggulangan bencana ASEAN, Jumat pekan lalu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Doni juga memaparkan sejumlah kinerja pemerintah dalam menangani wabah Covid-19. Menurut dia, koordinasi yang komprehensif sukses mengurangi jumlah korban jiwa selama masa pandemi. Pria berpangkat letnan jenderal TNI itu pun mengajak negara-negara ASEAN untuk berpartisipasi dalam pertemuan Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana atau GPDRR ketujuh yang akan digelar di Bali pada Mei 2022.
Presiden Joko Widodo hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang dihelat secara virtual pada tiga pekan lalu. Dalam pertemuan tersebut, Presiden menekankan pentingnya kerja sama di bidang kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Presiden Jokowi, pandemi Covid-19 menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dan negara lain untuk menyiapkan diri menghadapi wabah lainnya. Salah satu hal terpenting adalah pembangunan infrastruktur kesehatan di tingkat nasional. Menurut Presiden Jokowi, kelengkapan infrastruktur kesehatan nasional akan menjadi modal awal membangun kekuatan di kawasan.
Dengan begitu, masing-masing negara wajib berinvestasi untuk menjamin akses kesehatan dengan harga yang terjangkau. Selain sarana kesehatan berbentuk fisik, infrastruktur kesehatan digital perlu dibangun. Sebab, seiring dengan berjalannya zaman, sarana yang bersifat daring bisa mempermudah akses kesehatan masyarakat.
Presiden juga menyinggung tentang pembangunan industri kesehatan di kawasan Asia Tenggara seperti alat kesehatan, obat-obatan, dan farmasi, termasuk vaksin. Menurut Jokowi, industri kesehatan yang maju bisa membantu negara-negara di kawasan untuk menekan laju penjangkitan penyakit, seperti Covid-19 saat ini, atau penyakit lain yang bisa mewabah di masa depan.
Untuk menopang industri kesehatan, kapasitas penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan perlu ditambah. Presiden pun berharap negara-negara ASEAN dan mitra bisa membangun kerja sama di bidang penelitian kesehatan. Ia juga membahas pentingnya pembentukan kerangka kawasan dalam menghadapi pandemi. Kerangka tersebut meliputi standar operasional pada masa pandemi, sistem peringatan dini, sistem ketersediaan alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin. "Pandemi ini harus menjadi peringatan bagi kita semua untuk memperbaiki sistem kesehatan nasional hingga kawasan. Pulih bersama, pulih lebih kuat," kata Presiden.
Selain ASEAN, Presiden Joko Widodo mengajak kerja sama negara-negara Asia Timur untuk menghadapi pandemi Covid-19. Dalam KTT Negara Asia Timur, Jokowi menyebutkan ihwal pekerjaan yang harus dikebut saat ini, yakni penyiapan vaksin. Ia pun berharap negara-negara di Asia Timur dan Tenggara bisa berkolaborasi dalam riset dan produksi vaksin Covid-19. Selain itu, keadilan akses vaksin Covid-19 untuk semua negara wajib menjadi prioritas dalam kerja sama negara-negara kawasan.
INDRA WIJAYA
Indonesia Serukan Kerja Sama ASEAN Tangani Pandemi
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo