Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

ISSES: Pembentukan Komponen Cadangan Jangan Tergesa-Gesa

Khairul Fahmi, menilai rencana pembangunan Komponen Cadangan (Komcad) oleh pemerintah terlalu terburu-buru

26 Januari 2021 | 16.46 WIB

Inspektur upacara, Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komandan Upacara Kolonel (Mar) Y. Rudy Sulistyanto (kiri) melakukan inspeksi jajaran pasukan saat Upacara Perayaan HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 5 Oktober 2019. ANTARA
Perbesar
Inspektur upacara, Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komandan Upacara Kolonel (Mar) Y. Rudy Sulistyanto (kiri) melakukan inspeksi jajaran pasukan saat Upacara Perayaan HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 5 Oktober 2019. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai rencana pembangunan Komponen Cadangan (Komcad) oleh pemerintah terlalu terburu-buru. Ia menyebut masih banyak hal yang perlu diselesaikan sebelum Kementerian Pertahanan memulai eksekusi rencana ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Meski diperlukan, pembentukan Komcad ini tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa. Dia tidak sangat mendesak," kata Khairul saat dihubungi Tempo, Selasa, 26 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khairul mengatakan Komcad memang merupakan implementasi amanat konstitusi soal hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pembelaan negara, yang kemudian diterjemahkan dalam sebuah sistem yang disebut sebagai sistem pertahanan semesta (Sishanta). Karena manifestasi amanat konstitusi, ia pun mengatakan Komcad memang dibutuhkan.

Namun Khairul menilai pemerintah seharusnya lebih dulu merumuskan kebutuhannya terlebih dahulu dengan matang dan bijak. Apalagi pembangunan Komcad ini juga mestinya didahului dengan penguatan komponen pendukung (Komduk).

Baca: Perpres 8/2021 Diteken, Jokowi Dorong Realisasi Komponen Cadangan

Dalam Komduk, ia mengatakan ada kelompok warga terlatih seperti purnawirawan TNI/Polri, Menwa, Satpam, Satpol PP, Polsus, Linmas hingga anggota ormas yang dapat dipersamakan dengan warga terlatih. Banser dan Kokam misalnya. Selain itu, kelompok tenaga ahli sesuai profesi dan keahlian yang ditekuni dan kelompok warga lainnya seperti Veteran dan ASN juga masuk dalam Komduk ini.

"Apakah Kemhan sudah melakukan pendataan, pemilahan, pemilihan dan verifikasi terkait jumlah Komduk yang kita miliki? Menwa, Satpam, Banser, Kokam dan lain-lainsatpan itu ada berapa se Indonesia? Pengelolaan Komduk ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan jika hendak membangun Komcad," kata Khairul.

Karena itu ia menyarankan pemerintah lebih dulu membangun komunikasi dan koordinasi lintas kementerian dan lembaga sembari menyiapkan regulasi-regulasi turunan yang dibutuhkan dalam pengelolaan Komponen Cadangan. "Saran saya, ketimbang buru-buru mengumumkan rencana rekrutmen Komcad, lebih baik Kemenhan merapikan dulu basis data potensi sumber daya nasional yang dibutuhkan dan harus dikelola untuk kepentingan pertahanan negara," kata Khairul.

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus