Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan Tunanetra lakukan gerakan jalan bersama di atas ubin pemandu di 5 wilayah kota Jakarta, Selasa 2 April 2019. Kampanye jalan para Tunanetra dan non Tunanetra ini dimulai dari pukul 7.00 WIB. “Kampanye ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang fungsi ubin pemandu kepada setiap orang agar tidak meletakkan atau membangun sesuatu di atasnya,” ujar Ketua Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional, Ariani Soekanwo dalam siaran persnya, Senin 1 April 2019.
Baca: Jokowi : Tunjukkan, Presiden Mana yang Ngecek Jalan Sampai 8 Kali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gerakan jalan bersama di atas ubin pemandu akan dipimpin oleh walikota masing-masing wilayah. Sementara di Jakarta Pusat dipimpin langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Walikota Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun di Jakarta Pusat titik permulaan dilakukan di trotoar depan Hotel Le Meridien, Jalan Jenderal Sudirman, melewati Jalan Blora, dan berakhir di Dukuh Atas.
Di wilayah Jakarta Selatan kampanye jalan bersama ini akan dimulai dari trotoar depan Taman Ayodya melewati Bulungan, Melawai, hingga kembali ke Taman Ayodya.
Di wilayah Jakarta Barat, kampanye jalan di atas ubin pemandu dimulai dari trotoar depan kantor Kecamatan Jakarta Barat dan berakhir di kantor RCTI.
Di wilayah Jakarta Timur, jalan bersama akan dilakukan di wilayah Rawamangun bermula di sisi jalan Pesisir, melewati jalan Penggambiran, dan berakhir kembali di jalan Pesisir.
Sedangkan di wilayah kota Jakarta Utara, jalan bersama di atas ubin pemandu akan dimulai dari Kantor Camat Jakarta Utara di jalan Yos Sudarso, melewati Jalan Pasar Bulan, Jalan Enggano dan berakhir di terminal Tanjung Priok.
Setiap kotamadya akan diikuti oleh 60 Tunanetra, 40 penyandang disabilitas dari ragam lain, 50 relawan, pemerhati disabilitas, perguruan teknik dan masyarakat luas.
Baca: Simak Cara Tunanetra Pantau Anak Saat Baru Dapat Berjalan
Selama ini pada kenyataan di lapangan, banyak ubin pemandu dipasangi tiang listrik, tiang telepon, dilubangi untuk saluran air, digunakan sebagai lahan parker, sebagai alat pengganjal dagangan pedagang kaki lima dan tempat menaruh pot bunga. “Karena itu kami perlu mensosialisasikan penggunaan ubin pemandu agar sesuai peruntukkan, tepat guna dan membantu Tunanetra melakukan mobilitas secara mandiri,” ujar Ariani.