Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jejak Fauka dan Preman Tanah Abang di Balik Rusuh 22 Mei

Fauka menyangkal keanggotaan Abdul Gani di Garda Prabowo, juga membantah memerintahkan menggalang massa unjuk rasa berujung rusuh 22 Mei.

10 Juni 2019 | 10.56 WIB

Petugas kepolisian bertahan saat digempur lemparan batu dan petasan dari peserta Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, 22 Mei 2019. Bentrokan pecah di depan Kantor Bawaslu sekitar pukul 20.15. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Petugas kepolisian bertahan saat digempur lemparan batu dan petasan dari peserta Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, 22 Mei 2019. Bentrokan pecah di depan Kantor Bawaslu sekitar pukul 20.15. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anak buah Prabowo Subianto di Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Fauka Noor Farid ditengarai berada di belakang demonstrasi di sekitar Badan Pengawas Pemilu yang berujung rusuh 22 Mei. Fauka adalah anggota Tim Mawar yang terlibat penculikan aktivis 1998.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dugaan keterlibatan Fauka rusuh yang menewaskan 8 orang itu diungkap dalam laporan Majalah Tempo edisi 10-16 Juni 2019. Penelusuran  Tempo menemukan Fauka ditengarai berada di kawasan Sarinah, persis di depan Gedung Bawaslu, saat kerusuhan 22 Mei terjadi. Transkrip percakapan yang diperoleh Tempo juga mengungkap Fauka beberapa kali berkomunikasi dengan Ketua Umum Baladhika Indonesia Jaya Dahlia Zein tentang kerusuhan yang pecah di kawasan Bawaslu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua sumber di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi bercerita Fauka ikut merancang demonstrasi di Bawaslu beberapa pekan sebelumnya. Menurut sumber ini, telah terjadi beberapa kali pertemuan membahas rencana demo bertempat di kantor BPN di Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan, serta hotel di dekat Masjid Cut Meutia, Menteng.

Fauka membantah ikut merencanakan unjuk rasa. “Tidak ada pertemuan itu.” Dia juga membantah berkomunikasi dengan Dahlia selama kerusuhan pecah dan mengaku tak ada di kawasan itu. “Saya jauh dari Bawaslu.”

Laporan Tempo juga mengungkap keterlibatan sejumlah personel Garda Prabowo, organisasi yang didirikan dan dipimpin Fauka, dalam demonstrasi. Salah satunya Abdul Gani Ngabalin, yang memiliki banyak nama alias. Ia bekas anak buah Rozario Marshal alias Hercules, preman Tanah Abang, dan kini sudah ditahan polisi. Gani kini ditahan di Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya karena diduga terlibat dalam kerusuhan di sekitar Bawaslu.

Sejumlah sumber di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga mengatakan Abdul Gani menjabat Panglima Garda Prabowo. Garda Prabowo adalah kelompok relawan pendukung Prabowo - Sandiaga Uno yang didirikan dan dipimpin Fauka Noor Farid.

Menjelang 22 Mei, Abdul Gani diduga ikut mengerahkan massa dari berbagai daerah, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Maluku. Keesokan harinya, Abdul Gani ikut berunjuk rasa.  Tempo  memperoleh salinan transkripsi percakapan Abdul Gani dengan Fauka menjelang kerusuhan pecah malam itu.

Fauka mengaku kenal dengan Abdul Gani dan sering bertemu di kawasan Kartanegara, Jakarta Selatan. Tapi ia membantah memiliki kedekatan dengan pria asal Pulau Kei, Maluku, itu. Ia menyangkal keanggotaan Abdul Gani di Garda Prabowo, juga membantah memerintahkan menggalang massa untuk unjuk rasa berujung rusuh 22 Mei. “Kurang kerjaan,” kata dia.


DEWI NURITA | MAJALAH TEMPO

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus