Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ridwan Kamil muncul dalam bursa bakal calon untuk pemilihan gubernur di dua provinsi, yaitu Jakarta dan Jawa Barat. Mantan Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 itu bahkan memegang dua surat tugas sekaligus dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ikut Pilgub Jakarta dan Pilgub Jabar.
Namun pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai Ridwan Kamil lebih realistis maju di Pilgub Jabar dibandingkan Pilgub Jakarta.
"Kalau (Ridwan Kamil) pindah ke Jakarta, harus bekerja keras. Apalagi kalau Anies Baswedan bisa maju," kata Adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad, 9 Juni 2024.
Adi menilai pria yang akrab disapa Kang Emil itu lebih mudah menang jika kembali maju di Pilgub Jabar. Alasannya, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerjanya selama menjabat Gubernur Jabar masih sekitar 80 persen.
"Dengan basis massa di Jabar dan tingkat kepuasan kinerja yang sangat tinggi, membuat bakal calon lain yang muncul di Pilkada Jabar hampir tidak memiliki peluang untuk menang," katanya menegaskan.
Berdasarkan statistik popularitas dan elektabilitas, kata dia, nama Ridwan masih terlalu kuat dibandingkan nama potensial yang akan maju di Pilgub Jabar.
Dia menilai Ridwan bakal menang mudah menghadapi sejumlah nama yang mulai muncul sebagai bakal calon gubernur Jabar seperti Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar, Bima Arya, atau Desi Ratnasari.
Ridwan Kamil di Urutan Pertama Top of Mind
Adapun hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 27 Mei-2 Juni 2024 menunjukkan Ridwan Kamil memperoleh elektabilitas tertinggi sebagai calon gubernur Jabar apabila pilkada digelar saat survei dilangsungkan.
“Pertama, di atas adalah Ridwan Kamil dengan elektabilitas di top of mind 25,2 persen,” kata Direktur Eksekutif SMRC Deni Irvani dalam program bertajuk ‘Peluang Calon-calon di Pilgub Jabar’ yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, dipantau dari Jakarta, Jumat, 7 Juni 2024.
Dalam hasil survei pertanyaan terbuka (top of mind) itu, nama mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berada di urutan kedua dengan 16,3 persen diikuti mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (1,3 persen) dan mantan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar (0,9 persen).
“Nama-nama lain masing-masing di bawah 0,9 persen. Masih ada 50,1 persen yang belum dapat memilih secara spontan,” ucapnya.
Nama Ridwan Kamil juga menempati posisi teratas dalam hasil survei simulasi semi terbuka 27 nama, dengan raihan dukungan sebesar 52,2 persen. Dedi Mulyadi berada di urutan kedua dengan dukungan 28,9 persen diikuti Deddy Mizwar (3,8 persen) dan mantan Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf (1,9 persen).
“Nama-nama lain masing-masing di bawah 1,9 persen, dan yang tidak tahu sekitar 1,4 persen,” ujar Deni.
Ridwan Kamil bahkan masih menempati urutan teratas ketika dihadapkan langsung dengan Dedi Mulyadi dalam hasil survei dua nama.
“Jika hanya ada dua calon yang bersaing, Ridwan Kamil vs Dedi Mulyadi, maka Ridwan Kamil mendapat dukungan 60,5 persen, unggul signifikan atas Dedi Mulyadi 37,9 persen, yang tidak menjawab sekitar 1,6 persen,” tuturnya.
Deni menilai tingginya elektabilitas Ridwan Kamil disebabkan oleh tingkat kepuasan warga Jawa Barat atas kinerjanya sebagai gubernur. “Angkanya sangat tinggi kalau digabungkan kategori sangat puas dan cukup puas mencapai 86 persen,” katanya.
Adapun, ujar dia, yang menyatakan tidak puas atas kinerja Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat sebesar 12 persen, dan 2 persen lainnya tidak dapat memberikan penilaian.
Survei SMRC itu dilakukan terhadap 810 responden yang merupakan WNI di Jawa Barat. Survei dilakukan dengan metode penarikan acak bertingkat (multistage random sampling). Responden yang dijadikan sampel adalah yang mempunyai hak pilih, yakni berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Survei dengan teknik pengumpulan data wawancara tatap muka ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pilihan editor: Berniat Usung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta, PKB Jadwalkan Uji Kelayakan dan Kepatutan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini