Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kelebihan produksi pangan yang ada di daerah untuk dikirim ke Ibu Kota Nusantara (IKN), yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Jokowi mengatakan itu untuk mendukung IKN yang diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Tentu saja kalau ada kelebihan produksi beras di sini bisa dikirim ke IKN. Ada kelebihan produksi sayur di sini bisa ditarik ke IKN. Ada bawang merah tadi yang juga harganya baik, sangat baik, 30 ribu, bisa ditarik ke IKN,” kata Jokowi usai meninjau Pompa Air di Desa Layoa, Bantaeng, Sulawesi Selatan pada 5 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya kira IKN akan menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru dan kita ingin juga terjadi transformasi ekonomi terutama yang berkaitan dengan ekonomi hijau.”
Jokowi sempat menyampaikan pesan serupa saat meninjau langsung pelaksanaan bantuan pompa untuk pengairan sawah dan pertanian di Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Rabu, 26 Juni 2024. Saat itu, Eks Wali Kota Solo ini mengatakan bahwa Kotawaringin Timur memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga pangan untuk IKN.
“Tidak hanya Kotawaringin Timur saja, tapi juga kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi," kata Jokowi.
Produksi beras di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2023 mencapai 125.227 ton. Data Badan Pusat Statistik Nasional mengungkap data itu berasal dari produksi Januari-September sebanyak 116,83 ribu ton ditambah potensi Oktober-Desember sebesar 8,4 ribu ton.
Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi salah satu dari tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi tertinggi pada 2023 bersama Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser.
Dalam keterangan usai tinjau pompa air di Desa Layoa hari ini, Jokowi sempat ditanyakan wartawan lokal mengenai swasembada pangan. Eks Gubernur Jakarta menyebut proses panjang perlu ditempuh untuk swasembada pangan.
“Kadang sudah baik, turun lagi karena iklim yang nggak menentu. Dulu kan sudah swasembada pangan, kemudian turun lagi karena ada El Nino, La Nina saya kira iklim sangat mempengaruhi produktivitas di semua negara,” kata Jokowi.