Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia memiliki kesempatan besar melompat menjadi negara maju dalam 3 periode kepemimpinan nasional. Caranya, Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi atau penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita perlu tingkatkan kualitas dan produktivitas generasi kita," kata Jokowi saat membuka Kongres XXIII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu 2 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bila tak dimanfaatkan dengan baik, Jokowi menilai Indonesia bisa masuk jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap. Ia tak mau kegagalan Amerika Latin memanfaatkan bonus demografi dialami Indonesia.
"Amerika Latin pada 1950, 1960, 1970 gagal memanfaatkan peluang itu," kata Jokowi. "Karena itu, sampai sekarang negara berkembang."
Untuk menghindari itu, menurut Jokowi, pendidikan sumber daya manusia menjadi sangat penting. Pembangunan manusia juga penting baik dari sisi fisik dan karakter. Namun, potensi itu bisa dikembangkan dalam lingkungan yang aman.
"Ini sangat penting menciptakan sumber daya manusia unggul," kata Jokowi.
Jokowi menyebut dalam lingkungan pendidikan aman, tidak boleh ada perundingan, kekerasan, dan pelecehan. Sekolah harus menjadi rumah yang aman bagi murid. "Jangan sampai ada siswa yang ketakutan di sekolah," kata dia.
Jokowi pun meminta setiap sekolah mengutamakan pencegahan dan mengutamakan hak-hak murid. Bila ada kasus, sekolah diminta tidak menutupinya.
"Biasanya kasus perundingan ditutupi untuk melindungi sekolah. Saya kira yang baik menyelesaikan dan memperbaiki," kata Jokowi.
PGRI mengadakan Kongres XXIII pada 1 hingga 3 Maret 2024. Salah satu agenda kongres memilih calon ketua PB PGRI. Dalam pembukaan, kongres dihadiri beberapa pejabat di antaranya Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan; dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.