Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kantor DPP Golkar Dijaga Polisi, Kubu Bamsoet Mengungsi ke Hotel

Nusron menyebut bahwa dia dan anggota kubu pendukung Bamsoet di Golkar hanya menggelar rapat konsolidasi, bukan rapat pleno.

4 September 2019 | 18.30 WIB

Nusron Wahid saat menghadiri pengumuman kepengurusan baru Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 22 Januari 2018. Nusron Wahid menjabat sebagai Korbid Pemenangan Pemilu Jawa Kalimantan di Partai Golkar. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Nusron Wahid saat menghadiri pengumuman kepengurusan baru Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 22 Januari 2018. Nusron Wahid menjabat sebagai Korbid Pemenangan Pemilu Jawa Kalimantan di Partai Golkar. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para pengurus Golkar kubu Bambang Soesatyo atau Bamsoet tak bisa masuk ke kantor DPP di Slipi, Jakarta Barat lantaran dijaga ketat polisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pagar kantor ditutup rapat dan polisi serta sejumlah anggota Angkatan Muda Partai Golkar terlihat berjaga-jaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Akibatnya kubu Bamsoet harus mengungsi untuk menggelar rapat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

"Kami enggak bisa masuk ke DPP. Padahal ikut bayar listrik dan maintenance. Kehilangan akal sehat saya, kalau bahasanya Rocky Gerung," ujar Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Golkar, Nusron Wahid di Hotel Sultan, Jakarta pada Rabu, 4 September 2019.

Nusron menceritakan, awalnya 85 orang anggotanya datang ke DPP Partai Golkar. Namun, mereka tidak diperbolehkan masuk. "Jadi kami pindah ke sini, karena enggak mau gaduh," ujar Nusron.

Nusron menyebut bahwa dia dan anggota kubu pendukung Bamsoet hanya menggelar rapat konsolidasi, bukan rapat pleno. "Kami ini ngerti peraturan. Kalau pleno itu harus dipimpin ketua umum atau yang ditugaskan ketum. Jadi, kami bukan liar, mau bikin rapat pleno sendiri," ujar Nusron.

Nusron menyebut, kekhawatiran kubu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto bahwa kubunya akan mengambil alih rapat pleno, tidak beralasan. Nusron menyebut, kubunya hanya mendesak rapat pleno segera digelar, bukan mengambil alih pleno. "Banyak agenda politik yang akan datang. Kenapa ditunda-tunda terus rapat pleno-nya. Apa sih yang ditakutkan dari rapat pleno?" ujar dia.

Situasi di kantor DPP memang sempat memanas menjelang pelaksanaan Munas. Massa AMPG sempat menguasai kantor DPP dan melarang siapa saja masuk termasuk kubu Bambang Soesatyo yang menjadi calon rival Airlangga di Munas mendatang.

Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengakui memang terjadi penghalangan terhadap Bamsoet untuk masuk ke kantor DPP Golkar. "Kalau orang masuk sih boleh saja, tapi niatnya enggak bagus, ya kami halang-halangi. Jadi tergantung niatnya. Niatnya seperti itu, pernah katanya kemarin mau buat sidang pleno sendiri," ujar Agung saat ditemui Tempo di posko pemenangan Airlangga Hartarto di Jalan Purworejo, Jakarta, Kamis pekan lalu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus