Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Kapolri Tito Sesalkan Insiden Penembakan di Papua

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyayangkan insiden penempakan yang terjadi di Papua.

2 Juli 2018 | 14.04 WIB

Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kanan) sedang berjalan menuju helikopter usai meninjau rest area di kilometer 573 jalan tol ruas Ngawi - Solo, Ahad, 10 Juni 2018. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Perbesar
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kanan) sedang berjalan menuju helikopter usai meninjau rest area di kilometer 573 jalan tol ruas Ngawi - Solo, Ahad, 10 Juni 2018. TEMPO/Nofika Dian Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menyayangkan serangkaian insiden yang terjadi di Papua menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018. Meski sempat membuat Pilkada di Nduga, Papua tertunda, Tito mengaku lega dengan akhirnya Pilkada yang terlaksana dengan baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Polri, kata Tito, melakukan upaya penambahan pasukan sesaat setelah terjadi penyerangan di Nduga. "Maka kami sudah lakukan untuk menambah pasukan, dan karena jalur udara agak sulit, kami gunakan jalur laut," kata Tito di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin, 2 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Usai dilakukan penambahan personel, kata Tito, pilkada di Nduga berhasil diselenggarakan pada 29 Juni 2018. Pelaksanaan Pilkada tersebut dilapisi pengamanan tambahan dari Polri. "Alhamdulililah semua proses pilkada di Nduga sudah selesai 100 persen," kata dia.

Tito sendiri sudah berkunjung ke Papua bersama Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto pada 1 Juli 2018 guna memantau perkembangan situasi di Papua. Ia memastikan, proses demokrasi di Papua harus berjalan, dan Polri bersama TNI siap mengamankan.

Sebelumnya, rangkaian penyerangan di sekitar penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 ini disebut sengaja dilakukan untuk menunjukkan eksistensi kelompok bersenjata tersebut. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, kelompok tersebut sengaja melakukan aksi untuk mengacaukan pelaksanaan Pilkada di Papua.

"Artinya mereka memanfaatkan momen ini untuk mengganggu dan menunjukan eksistensi mereka. Semua tahu orang sibuk dengan pilkada, maka mereka melakukan kegiatan agar mereka dikenal dan eksis," ujar Setyo.

Saat ini, aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata tersebut. Jumlah personel keamanan juga terus ditambah.

Sebelum Pilkada, kelompok bersenjata melakukan penembakan terhadap pesawat Trigana Air di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada 25 Juni 2018. Pesawat tersebut mengangkut logistik Pilkada dan 15 personel Brimob Polri.

Dalam peristiwa tersebut, kelompok tersebut menembaki warga di sekitar Bandara Kenyam dan menewaskan tiga warga sipil serta satu anak terluka. Aksi tersebut telah mengakibatkan ditundanya pelaksanaan pemungutan suara di Kabupaten Nduga.

Sebelumnya, penembakan dikabarkan kembali terjadi di sekitar Bandara Nduga, Papua, Rabu 27 Juni 2018. Kelompok bersenjata melakukan penembakan tak terarah. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Masih di hari yang sama, kelompok bersenjata menembaki warga dan aparat di Distrik Torere, Kabupaten Puncak Jaya. Satu anggota Polri dan kepala distrik yang membawa surat suara tewas ditembak. Satu lainnya masih dalam pencarian.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus