Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Karolin Natasa Ajak Keluarga Polri Gunakan Hak Pilih di Pilkada

Anggapan bahwa keluarga TNI/Polri tidak boleh memilih di Pilkada adalah sesuatu yang salah.

6 April 2018 | 18.43 WIB

Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, Karolin Margret Natasa (kiri) dan Suryadman Gidot (kanan) mengepalkan tangan saat deklarasi di Rumah Radakng, Pontianak, Kalbar, 10 Januari 2018. Karol Margret Natasa yang diusung PDIP berpasangan dengan Suryadman Gidot dari Partai Demokrat. ANTARA
Perbesar
Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, Karolin Margret Natasa (kiri) dan Suryadman Gidot (kanan) mengepalkan tangan saat deklarasi di Rumah Radakng, Pontianak, Kalbar, 10 Januari 2018. Karol Margret Natasa yang diusung PDIP berpasangan dengan Suryadman Gidot dari Partai Demokrat. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Pontianak - Calon gubernur Kalimantan Barat Karolin Margret Natasa meminta kepada anggota Keluarga Besar Putra/Putri Polri Kabupaten Landak, untuk menggunakan hak pilih pada Pilkada 2018 Kalimantan Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Dalam aturan yang ada, TNI/Polri tidak boleh terlibat dalam politik praktis. Namun untuk anak-anak, istri dan keluarganya, memiliki hak yang sama dengan masyarakat lain untuk memilih pada proses pilkada," kata Karolin saat melakukan silaturahmi dengan KBPP Polri di Ngabang, Jumat, 6 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan, hal itu menjadi ketentuan sebagai WNI, dimana masyarakat harus bisa menggunakan hak pilihnya.

Mantan anggota DPR itu mencontohkan, saat Pilkada Landak kemarin, diketahui ada ibu-ibu dari organisasi TNI/Polri yang memutuskan tidak datang ke TPS dengan alasan harus netral dalam Pilkada.

Menurut Karolin anggapan tersebut salah, karena sebagai Warga Negara Indonesia, keluarga TNI/Polri harus menggunakan hak pilih. "Yang harus netral adalah profesinya, namun keluarganya harus menggunakan hak pilih karena keluarga TNI/Polri adalah bagian dari warga negara ini," tuturnya.

Mengenai siapa yang akan dipilih, kata Karolin, itu merupakan hak masing-masing. Dia hanya berpesan agar keluarga TNI/Polri bisa memilih sesuai dengan hati dan keyakinannya masing-masing.

Mantan anggota DPR itu menambahkan, yang tidak diperbolehkan bagi keluarga TNI/Polri adalah terlibat langsung dalam politik praktis dengan menjadi tim kampanye atau mengkampanyekan salah satu pasangan calon. "Kalau memilih, jelas boleh. Karena suara keluarga TNI/Polri juga menentukan dalam pembangunan suatu daerah," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus