Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Kata Eks Gubernur Jateng Ganjar Pranowo soal Kasus Mahasiswi PPDS Diduga Bunuh Diri

Mahasiswa PPDS itu diduga mengalami tekanan mental akibat perundungan yang dialami.

19 Agustus 2024 | 20.37 WIB

Ketua Umum Keluarga Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo saat berbicara dalam peluncuran buku Menuju Indonesia Emas di UGM Yogyakarta, Senin 19 Agustus 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Ketua Umum Keluarga Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo saat berbicara dalam peluncuran buku Menuju Indonesia Emas di UGM Yogyakarta, Senin 19 Agustus 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut menyoroti kasus meninggalnya mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro, Aulia Risma Lestari. Mahasiswa yang juga seorang dokter itu diduga mengalami tekanan mental akibat perundungan yang dialami, hingga akhirnya memutuskan bunuh diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ganjar meyakini, kejadian seperti yang dialami mahasiswa tersebut tak hanya di Semarang, tapi juga berbagai daerah lain di Indonesia, namun belum atau tidak terungkap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kejadian seperti ini tentu tidak hanya satu, ini juga karena berbagai faktor lain yang mempengaruhi dan terjadi di mana-mana," kata Ganjar saat berbicara secara daring di sela peluncuran buku Menuju Indonesia Emas di UGM Yogyakarta, Senin, 19 Agustus 2024.

Ganjar menuturkan, isu kesehatan mental belakangan terus menyeruak dengan berbagai kasus yang muncul. Kesehatan mental, menurut dia, dapat terganggu akibat tekanan baik karena politik, sosial, maupun psikologis. "Sehingga jika kita bicara tentang revolusi mental, salah satunya menyelesaikan soal isu kesehatan mental ini juga perlu," kata dia.

Menurut Ganjar, kasus perusakan hutan, pencemaran limbah, sampah, dan gangguan lingkungan menjadi tekanan masyarakat di daerah yang lambat laun bisa mempengaruhi mental mereka.

"Kita, terutama kampus, wajib mendampingi masyarakat yang mengalami tekanan mental seperti ini agar lebih tangguh," kata dia.

Adapun Rektor Undip Suharnomo sebelumnya membantah adanya perundungan yang dialami Aulia. "Berdasarkan investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," kata Suharmono melalui keterangan tertulis pada Kamis, 15 Agustus 2024.

Suharnomo menjelaskan Aulia memiliki masalah kesehatan yang memengaruhi prosesnya selama belajar. Di sisi lain, ia adalah mahasiswa yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Namun, ia tak dapat menjelaskan lebih detil masalah kesehatan yang dialami peserta didiknya.

"Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dari privasi almarhum, kami tidak dapat menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan," kata Suharmono.

Suharmono mengklaim pengelola PPDS telah memantau secara aktif perkembangan kondisi Aulia selama proses pendidikan. Saat itu, kata dia, Aulia sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. Namun, rencana itu Aulia batalkan karena mempertimbangkan aturan beasiswa yang ia peroleh.

Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri di Indonesia, bisa menghubungi: Yayasan Pulih (021) 78842580

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus