Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Kata Pengamat Soal Potensi Rizieq Shihab dalam Survei Capres

Menurut Pangi Syarkawi, populer saja tidak cukup untuk menjadi calon presiden, termasuk bagi Rizieq Shihab.

24 Februari 2018 | 10.27 WIB

Ekspresi Rizieq Shihab, saat menjadi saksi dalam sidang terdakwa kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, 28 Februari 2017. Raisan Al Farisi/Republika/pool
Perbesar
Ekspresi Rizieq Shihab, saat menjadi saksi dalam sidang terdakwa kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, 28 Februari 2017. Raisan Al Farisi/Republika/pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai kemunculan nama Rizieq Shihab dalam bursa calon presiden tidak lain karena popularitas yang dimiliki Rizieq. Kendati demikian, menurut Pangi, potensi Rizieq menjadi calon presiden masih sangat jauh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Orang populer itu belum tentu disukai. Orang suka belum tentu juga memilih. Jadi calon presiden itu banyak pertimbangan politiknya,” kata Pangi saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 24 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama Rizieq Shihab mencuat dalam survei yang digelar oleh lembaga survei Median. Ia menjadi salah satu tokoh yang disebut layak menjadi calon presiden oleh publik. Rizieq mendapat elektabilitas 0,3 persen.

Direktur Median Rico Marbun mengatakan, nama Rizieq Shihab dan Abdul Somad muncul dari responden ketika mereka diberi wewenang mengajukan nama capres yang diinginkan. Kedua nama itu muncul di luar 33 nama yang diajukan kepada responden. Survei digelar pada tanggal 1 sampai 9 Februari 2018 dengan mengambil 1.000 responden dengan tingkat batas kesalahan sebesar kurang lebih 3,1 persen. Survei itu diklaim mencapai tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling.

Menurut Pangi, populer saja tidak cukup untuk menjadi calon presiden. “Populer saja tidak cukup. Banyak faktor pertimbangan untuk menjadi calon presiden, di antaranya harus punya partai, amunisi politik, dan juga racikan elektabilitas,” kata Pangi.

Rizieq, menurut Pangi, belum memiliki ketiganya. Sebab, meskipun negara Indonesia dihuni oleh mayoritas penduduk muslim, Indonesia adalah negara plural yang bhineka.

Menurut Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Bamukmin, atas izin Allah bisa saja pimpinan FPI Rizieq Shihab dapat menjadi Presiden RI. Dengan catatan, kata Novel, penunjukkan Rizieq sebagai presiden tanpa menggunakan pemilihan umum. “Tetapi berdasarkan musyawarah mufakat, bukan demokrasi,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus