Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seleksi Anggota Komisi Nasional Disabilitas atau KND sudah melewati tahap tes tertulis pada Kamis, 26 Agustus 2021. Sebanyak 168 peserta mengikuti ujian yang berlangsung secara virtual. Sebelum ujian, panitia seleksi menggelar dua kali pertemuan teknis untuk menyampaikan mekanisme ujian dan memenuhi aksesibilitas yang diperlukan peserta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Disabilitas, Kementerian Sosial, Eva Rahmi Kasim mengatakan dalam ujian tertulis itu terdeteksi beberapa peserta yang melanggar tata tertib ujian. "Misalkan, ada yang mencoba mengintip untuk mengetahui soal di tahap berikutnya, padahal panitia belum mengizinkan. Akhirnya waktu mengerjakan soal jadi berkurang," kata Eva Rahmi Kasim kepada Tempo, Kamis 26 Agustus 2021. Peserta yang melanggar tata tertib ujian akan didiskualifikasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas bagaimana pandangan sejumlah peserta seleksi Komisi Nasional Disabilitas yang mengikuti ujian tertulis itu?
Ketua Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan atau Perdik, Ishak Salim mengatakan mengalami beberapa kendala teknis. "Sekitar sepuluh dari 75 soal pilihan ganda sulit dipahami karena kalimat soal dan jawabannya terpotong," kata Ishak pada Jumat, 27 Agustus 2021.
Selain pertanyaan dan jawaban dalam soal pilihan ganda terpotong, waktu mengerjakan soal juga menjadi kendala. Ishak menjelaskan, titik awal pengerjaan soal antara panitia seleksi dan pemberitahuan memulai dalam ruang jaringan tidak sinkron. Ada pula peserta yang tidak dapat mengakses soal saat waktu dimulai. Sebaliknya, ada peserta yang mengerjakan soal sebelum panitia seleksi memulai ujian.
"Saya berpikir, bagaimana kalau simbol panah tanda kembali di website itu saya klik, jangan sampai saya dianggap meninggalkan ujian," kata Ishak Salim. "Jadi, saya memilih mengerjakan soal satu per satu sambil memperhatikan notifikasi chat dari panitia seleksi yang memberitahukan bahwa tes akan dimulai."
Peserta seleksi KND, Eni Saeni juga menyampaikan kendala teknis yang dia alami. Advokat atlet difabel ini mengatakan tak sedikit peserta yang mengeluhkan tiada jeda atau tanda peralihan dari soal pilihan ganda ke soal menulis esai.
"Setelah mengisi soal pilihan ganda, seharusnya menekan tombol kembali ke dashboard. Tapi banyak peserta yang malah mengklik tombol uraian untuk mengerjakan makalah atau esai. Padahal ini tes di sesi berikutnya," kata mantan jurnalis Tempo ini. Akibatnya, peserta yang terlanjur mengklik soal uraian kehilangan waktu istirahat.
Pendapat berbeda disampaikan oleh Yuktiasih Proborini, pendiri organisasi Sejiwa Semarang, Jawa Tengah. Menurut dia, soal yang tidak dapat diakses oleh peserta justru memberikan keuntungan karena dapat dianggap sebagai bentuk anulir. "Panitia tidak memeriksa dulu apakah soal sudah siap, tidak ada cek dan ricek," katanya.
Baca juga:
Seleksi Komisi Nasional Disabilitas, Ada Peserta yang Mengintip Soal Berikutnya