Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kekhawatiran Komisi I DPR setelah Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Wafatnya Ismail Haniyeh dapat membuat upaya perdamaian di Palestina semakin sulit.

1 Agustus 2024 | 18.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Meutya Hafid khawatir pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, membuat situasi di Timur Tengah semakin memanas. Menurut dia, wafatnya Haniyeh dapat berdampak pada semakin sulitnya upaya perdamaian di Palestina secara khusus dan Timur Tengah secara umum.

Meutya menyayangkan penyerangan yang terus-menerus terjadi di Timur Tengah, serta dengan kejadian terakhir dibunuhnya Haniyeh.

"Saya berduka serta menyayangkan terus terjadinya kekerasan dan penyerangan di Timur Tengah," kata Meutya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024 seperti dikutip Antara.

Karena itu, dia meminta semua pihak menekan Israel agar mau menempuh jalan dialog dalam penyelesaian konflik dengan Palestina.

"Serta meminta Israel untuk mematuhi hukum dan keputusan hukum Internasional termasuk keputusan ICJ, International Court of Justice (Mahkamah Internasional), yang menyatakan pendudukan Israel di Palestina melanggar hukum," tuturnya.

Sebelumnya, kelompok Hamas mengumumkan kematian Haniyeh pada Rabu pagi. Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di ibu kota Iran, Teheran.

"Hamas berduka cita atas meninggalnya sang martir, Mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan ini, yang tewas dalam serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran," kata mereka dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Menurut Hamas, Haniyeh sedang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran yang baru pada Selasa, 30 Juli 2024.

Pembunuhan Haniyeh mengundang kecaman luas dari komunitas internasional. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam pembunuhan pemimpin Hamas tersebut dan menggambarkan aksi Israel sebagai tindakan yang pengecut dan berbahaya.

Jokowi Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh

Adapun Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyatakan tewasnya Ismail Haniyeh adalah kekerasan dan pembunuhan yang tidak bisa ditoleransi.

"Itu sebuah kekerasan, pembunuhan, yang tidak bisa ditoleransi. Dan terjadi di wilayah kedaulatan Iran," kata Jokowi usai menghadiri Peresmian Pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2024.

Presiden menegaskan Indonesia mengecam keras kekerasan dan pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh. "Saya kira semua, termasuk Indonesia mengecam keras kekerasan dan pembunuhan seperti itu," ujar Jokowi.

DANIEL A. FAJRI | ANTARA

Pilihan editor: Ajakan Anies Baswedan kepada Legislator Terpilih dari Partai Perindo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus