Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kelompok Penyandang Disabilitas yang Paling Berisiko Meninggal Akibat Covid-19

Pemerintah Inggris menemukan sebanyak 451 per 100 ribu penyandang disabilitas mental kelompok kesulitan belajar meninggal akibat Covid-19.

16 November 2020 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Riset Public Health England menunjukkan ada kelompok penyandang disabilitas yang paling berisiko jika mereka terinfeksi Covid-19. Risiko ini hingga mengakibatkan kematian pada difabel tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Perawatan Sosial Inggris, Helen Whately mengutip dan mengumumkan dokumen Public Health England yang memuat kelompok difabel rentan tadi. Mereka adalah penyandang disabilitas intelektual dari kelompok kesulitan belajar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mereka enam kali lebih beresiko mengalami kematian akibat Covid-19 di masa pandemi," kata Helen Whately seperti dikutip dari BBC, Sabtu 14 November 2020. Isi Public Health England berdasarkan penelitian yang dilakukan mulai 21 Maret sampai 5 Juni 2020.

Dari riset itu terungkap sebanyak 451 per 100 ribu penyandang disabilitas mental kelompok kesulitan belajar meninggal akibat Covid-19. "Angka kematian bagi penyandang disabilitas kesulitan belajar 30 kali lebih tinggi pada kelompok usia 18 sampai 34 tahun," ucap Helen Whately.

Sebuah lembaga penelitian non-pemerintah, The Charity Mencap menyampaikan jumlah penyandang disabilitas kesulitan belajar yang meninggal selama pandemi Covid-19 lebih banyak dari temuat yang dimuat dalam Public Health England tadi.

The Charity Mencap mencatat sebanyak 692 per 100 ribu penyandang disabilitas kesulitan belajar mengalami kematian selama pandemi Covid-19. "Ini menunjukkan kegagalan pemerintah melindungi kelompok rentan dalam mengakses fasilitas kesehatan yang setara," ujar Dan Scorer, Head of Policy The Charity Mencap.

Menurut Public Health England, angka kematian pada difabel kelompok kesulitan belajar cukup tinggi karena mereka cenderung memiliki komorbiditas atau penyakit penyerta. Beberapa gangguan kesehatan yang terjadi sebelum virus corona menginfeksi antara lain, diabetes dan kelebihan berat badan.

Direktur Peningkatan Kesehatan Public Health England, John Newton mengatakan, harus ada perbaikan dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Dia menyarankan setiap keluarga yang memiliki anggota penyandang disabilitas kesulitan belajar agar lebih memperhatikan mereka.

Perhatian itu bukan hanya bentuk aktivitas yang mereka lakukan, melainkan juga interaksi anggota keluarga difabel tersebut di dalam maupun di luar rumah. "Amati terus interaksi dengan orang di rumah, di panti perawatan, atau di setiap titik yang mereka lalui," kata Newton.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus