Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Riak Internal Akibat Sikap Tak Pasti

Sejumlah senior Partai Golkar disebut-sebut mulai resah akibat sikap partainya yang masih gamang dalam urusan calon presiden 2024. Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung, memilih mendukung Anies Baswedan.

7 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA — Sikap Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung, yang mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi calon presiden 2024 semakin mempertegas riak di lingkup internal partai berlambang beringin tersebut. Akbar terang-terangan mendukung Anies dan memilih berbeda sikap dengan putusan musyawarah nasional partainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya pakai baju kuning karena saya juga mendukung beliau (Anies) sebagai calon presiden," kata Akbar di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Oktober lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akbar menyampaikan dukungan ke Anies di sela peresmian Tugu 66, yang direlokasi ke Taman Menteng, Jakarta Pusat. Menurut Akbar, Anies merupakan seorang akademikus yang pintar dan memiliki pemikiran yang jauh ke depan tentang pembangunan Indonesia.

Ia pun menilai Anies Baswedanjunior Akbar di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam atau KAHMI—merupakan figur yang tepat untuk menggantikan Presiden Joko Widodo pada 2024. "Tentu saja saya bangga sebagai senior bahwa beliau menjadi calon presiden," katanya.

Seorang politikus Golkar mengatakan sikap Akbar tersebut mewakili sebagian kegusaran para senior Golkar saat ini. Kegusaran itu terjadi akibat partainya hingga kini belum berani memutuskan calon presiden yang akan diusung dalam pemilihan presiden 2024. Di sisi lain, elektabilitas Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto masih rendah, jauh di bawah Anies ataupun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Padahal munas Golkar sudah memutuskan mengusung Airlangga sebagai calon presiden.

Ia mengatakan Golkar masih berkutat pada diskusi dengan Partai Persatuan Pembangunan serta Partai Amanat Nasional. Ketiganya membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada 4 Juni lalu, tanpa mengumumkan calon presiden yang akan diusung.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan ketiga) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri ketiga) hadir dalam Tradisi Sebar Apem Yaa Qawiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, 16 September 2022. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

Sejumlah narasumber Tempo menyebutkan KIB sengaja dibuat untuk memuluskan jalan Ganjar menjadi calon presiden, meski pengurus ketiga partai pernah membantahnya. Politikus Golkar itu membenarkan posisi Ganjar di KIB tersebut. “Tapi hingga kini KIB belum juga mendeklarasikan Ganjar sebagai calon presiden,” kata dia, kemarin.

Dia menyebutkan Ganjar menunggu kepastian sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang juga partai Ganjar. Jika deklarasi KIB mendahului sikap resmi PDIP, kata dia, Ganjar berisiko dikeluarkan dari partainya.  

Politikus Golkar tersebut menambahkan, untuk memastikan sikap Golkar, Airlangga akan menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada pekan ini. Salah satu agendanya, memastikan peluang Ganjar diusung lewat PDIP. “Elite kedua PDIP juga sudah beberapa kali berdiskusi soal itu,” ujarnya.

Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono, membenarkan pengurus partainya sudah berkali-kali berdiskusi dengan PDIP. “Komunikasi enggak pernah berhenti, lancar terus,” kata Dave.

Ia juga mengaku dalam waktu dekat pengurus partainya akan menemui pengurus PDIP, di antaranya Puan MaharaniKetua DPP PDIP yang diberi mandat menjajaki koalisi dengan partai lain. Tapi Dave belum membuka agenda yang akan dibahas partainya dengan PDIP, termasuk peluang memastikan posisi Ganjar di PDIP. “Nanti kita bahas, tunggu saja,” kata dia.

Selain itu, Dave menepis kabar bahwa KIB akan mengusung Ganjar. Sebab, KIB masih berkomitmen mengusung kader internal sebagai calon presiden. Dave menegaskan Partai Golkar tetap solid mendukung Airlangga sebagai calon presiden 2024.

Ketua DPP Partai Golkar lainnya, Ace Hasan Syadzily, menguatkan pernyataan Dave. Ace mengklaim sikap Akbar tersebut tak mewakili Golkar. Ia justru menilai dukungan Akbar ke Anies hanya dalam kapasitas sebagai senior KAHMI.

Ace yakin Akbar tetap konsisten dengan hasil keputusan munas Golkar yang mengusung Airlangga sebagai calon presiden 2024. Bahkan Akbar ikut berkeliling daerah untuk mengkonsolidasikan sikap Golkar tersebut.

Politikus Golkar yang juga Ketua Jenggala Centerlembaga pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 2014—Ibnu Munzir, menduga Akbar menyampaikan dukungan ke Anies karena Gubernur DKI itu dinilai mempunyai kapasitas dalam memimpin. "Mungkin sebatas pujian," kata Ibnu.

Ibnu berpendapat Akbar pasti memahami putusan munas Golkar yang mengusung Airlangga sebagai calon presiden dan putusan itu hanya bisa dibatalkan lewat forum serupa atau forum di bawah munas yang disepakati untuk mengambil keputusan cepat, misalnya rapat pimpinan nasional khusus. "Jadi, saya kira ini masih sulit. Saya tidak tahu apa di balik pikiran beliau," ujarnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, berpendapat dukungan Akbar ke Anies tersebut bisa saja untuk menguji keseriusan Golkar dalam mengusung calon presiden. Ia menilai pernyataan Akbar itu bisa menjadi pemantik kader Golkar agar solid mendukung Airlangga. Tapi bisa juga memicu gejolak di lingkup internal partai beringin tersebut.

"Mungkin ucapan senior-senior Golkar, termasuk Akbar Tandjung, memberi trigger bahwa KIB harus mencari figur yang pas dan cocok serta berpotensi menang," kata Ujang.

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menduga Akbar menggunakan payung politik di luar Golkar untuk mendukung Anies karena kepentingan politiknya tak sejalan dengan arus utama di Golkar. “Dukungan Akbar kepada Anies ini bisa saja mewakili faksi politik tertentu di Golkar,” katanya.

 

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa usai melakukan pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024 di gedung KPU, Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

 

KIB Masih Solid

Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, mengatakan KIB hingga kini masih solid. Bahkan komunikasi elite ketiga partai itu semakin intens untuk memfinalkan platform KIB yang akan disampaikan kepada bakal pasangan calon presiden.

"Kalau ada yang bilang saat ini ada gejolak di KIB, itu karangan belaka," kata dia. Arsul mengatakan hingga kini KIB belum membicarakan figur calon presiden ataupun calon wakil presiden.

Politikus PAN, Yandri Susanto, menguatkan penjelasan Arsul Sani. Yandri menjelaskan bahwa KIB semakin solid. Bahkan ada partai lain yang ingin bergabung ke koalisi tersebut. Ia juga mengatakan hingga kini KIB belum memutuskan calon presiden yang diusung. Saat ini PAN sudah mengusulkan sembilan nama bakal calon presiden, di antaranya Anies dan Ganjar.

Ditemui di Bali, Airlangga mengaku ketiga partai di KIB akan mengadakan pertemuan di Semarang untuk memutuskan sikap koalisi pada 14 Oktober mendatang. Ia juga memastikan sikap Golkar masih sesuai dengan hasil munas, yaitu mengusung dirinya sebagai calon presiden 2024.

HENDARTYO HANGGI | LANI DIANA WIJAYA | TIMOTHY NATHANIEL (MAGANG) | ADYA NURUL ALYZA LAKSONO (MAGANG) | AVIT HIDAYAT

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus