Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ketika Khofifah Sindir 'Darah Biru' Jadi Alat Kampanye Pilkada

Khofifah yang masih menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU itu setuju adanya larangan menggunaan atribut organisasi dalam pilkada.

22 Januari 2018 | 09.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mojokerto - Calon gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyindir faktor keturunan atau ‘darah biru’ yang dijadikan alat kampanye pilkada. Sindiran ini terlontar saat menangapi pertanyaan wartawan mengenai larangan penggunaan atribut organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dalam pilkada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khofifah yang masih menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU itu setuju dengan larangan tersebut. “Saya setuju. Tolong diingatkan kalau ada yang menggunakan atribut itu. Aturan itu bisa dikawal dan semua bisa mentaati,” katanya saat menghadiri temu alumni dan seminar di Institut KH Abdul Chalim milik pesantren Amanatul Ummah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Ahad, 21 Januari 2018.

Baca: Khofifah Berharap Tidak Ada Kampanye Hitam di Pilgub Jatim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanggapan Khofifah pun melebar sampai soal atribut sosial berupa faktor keturunan yang kadang-kadang dibawa dalam ajang pemilu atau pilkada. “Yang tidak boleh memberikan atribut itu yang (bilang) cucu siapa dan cicit siapa,” katanya.

Pernyataan itu menyindir kampanye tim sukses pesaingnya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno, di media sosial. Sejumlah gambar Gus Ipul-Puti tersebar di media sosial dengan keterangan Gus Ipul sebagai cicit pendiri NU KH Bisri Sansuri dan Puti cucu dari Presiden RI pertama Soekarno.

Khofifah juga tak ingin jabatannya di NU sebagai ormas terbesar dibawa-bawa dalam politik untuk mendulang suara. “Di sini pun tidak ada yang bilang saya Ketua Umum Muslimat NU,” katanya.

Baca: Pamit sebagai Mensos, Khofifah Unggah Foto Dipeluk Menteri Susi

Khofifah Indar Parawansa juga membantah selalu menggunakan pengaruhnya di Muslimat NU setidaknya dalam tiga kali jadi peserta Pilkada Jawa Timur. “Ibu-ibu Muslimat kalau dari dulu kita kampanye mereka tidak pakai seragam organisasi,” katanya.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus