Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kisah Kapten Tim Nasional Sepak Bola Disabilitas Marita Ariani

Kapten tim nasional sepak bola disabilitas intelektual putri, Marita Ariani ingin bertemu dengan Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq.

26 Oktober 2019 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Marita Ariani adalah kapten tim nasional sepak bola penyandang disabilitas intelektual putri. Dia menceritakan pengalaman hidup sejak kecil hingga berhasil mengukir berbagai prestasi seperti sekarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marita Ariani yang kini berusia 20 tahun mengatakan sudah yatim piatu sejak duduk di taman kanak-kanak. Dia kemudian tinggal bersama neneknya, Sutinah, 81 tahun, di Kampung Mujahidin, Kelurahan Giyanti, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menyambung hidup sehari-har, Marita Ariani membantu Sutinah meracik bahan masakan atau mencuci piring di sebuah warung milik tetangga. "Saya mendapat upah sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu sehari. Berapa saja upahnya asalkan bisa makan," kata dia.

Sebelum dipilih masuk tim sepak bola, Marita Ariana mengaku lebih fokus pada olah raga lari. Dia lantas mengikuti tim kelimaan nasional, hingga memperkuat tim nasional dalam berbagai pertandingan internasional, di antaranya di Abu Dhabi, Malaysia, Filipina, dan India.

"Posisi saya sebagai penyerang dan kapten," kata Marita yang berhasil meraih medali emas, perak, dan perunggu dari sejumlah pertandingan internasional tersebut. Dalam pertandingan di India pada 2019, tim yang dikomandoi Marita Ariani menyabet medali emas serta menjadi runner up di Abu Dhabi 2018.

Marita Ariani mengatakan pertandingan paling sengit yang pernah dia lalui adalah saat melawan Ukraina di Abu Dhabi dan India. Di Abu Dhabi, Indonesia menjadi juara II dengan skor 1 - 2 dan di India skor 3 - 1 untuk Indonesia. "Waktu bermain di Abu Dhabi tahun 2018 saya dapat bonus Rp 10 juta," kata dia.

Bagi Marita Ariani, pengalaman bertanding di berbagai negara dirasa sudah cukup. Sekarang yang dia butuhkan adalah memiliki pekerjaan tetap. "Saya tidak menyesal, saya bangga bisa sampai ke mana-mana berkat sepak bola. Sekarang saya butuh pekerjaan tetap," kata Marita seraya berharap dapat bertemu Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq, untuk menyampaikan keinginannya itu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus