Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tersebar di Banyak Posko Pengungsian

Jumlah korban banjir di Sangatta, Kutai Timur, mencapai 48 ribu jiwa. Saat ini mereka mengungsi di banyak tempat, seperti di kantor pemerintah, sekolah, tempat ibadah, dan rumah penduduk.

24 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Lokasi banjir di Sangatta berjarak 296 kilometer dari kawasan ibu kota negara (IKN) di Penajam Paser Utara.

  • Sekitar 10 ribu rumah penduduk tergenang banjir di Sangatta.

  • Jatam menduga bencana banjir di Sangatta ini terjadi akibat kerusakan hutan karena kegiatan pertambangan dan perkebunan sawit.

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendampingi upaya penanggulangan banjir di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Terdapat dua kecamatan yang terkena dampak banjir, yaitu Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, yang berjarak 296 kilometer dari kawasan ibu kota negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“BNPB telah memberikan pendampingan pos komando penanganan darurat di wilayah itu,” kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BNPB, Bambang Surya Putra, Rabu, 23 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bambang mengatakan pemerintah Kutai Timur menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di sana selama 14 hari, terhitung mulai 20 Maret hingga 2 April mendatang. Selama masa tanggap darurat ini, penanganan banjir difokuskan pada pelayanan warga yang terkena dampak, khususnya yang berada di pos pengungsian.

BNPB meminta pemerintah daerah dan Kementerian Kesehatan menggerakkan infrastruktur kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di lokasi banjir. Semua perangkat daerah juga perlu berkomunikasi dengan setiap pos pengungsian untuk membentuk satu pintu koordinasi guna menyampaikan kebutuhan pengungsi. Tujuannya agar kebutuhan dan jumlah korban di setiap pos pengungsian cepat teridentifikasi.

Saat ini pemerintah daerah mendirikan 16 pos pengungsian di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Pos pengungsian di Sangatta Utara tersebar di kantor pemerintah, tempat ibadah, sekolah, tempat olahraga, dan rumah jabatan wakil bupati. Sedangkan pos pengungsian di Sangatta Selatan berada di Masjid Darussalam, BPU Desa Sangatta Selatan, Puskesmas Sangatta Selatan, Sekolah Dasar 01 dan SD 02 Sangatta Selatan, terminal umum Kilometer 03, SMK Singa Geweh, serta rumah warga.

“Warga dan perangkat daerah juga diimbau tetap waspada karena besok masih berpeluang hujan,” kata Bambang.

BNPB memberikan bantuan bencana banjir di wilayah Kutai Timur, Kalimantan Timur,18 Maret 2022. BNPB

Ia menjelaskan, saat ini pemerintah belum bisa menaksir jumlah kerugian akibat bah tersebut. Angka kerugian akan dihitung secara paralel dengan pendataan di posko pengungsian. Saat ini pemerintah juga lebih memprioritaskan dukungan logistik kepada masyarakat yang terkena dampak banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur mencatat sebanyak 48 ribu jiwa warga Kutai Timur terkena dampak banjir sejak 18 Maret lalu. Lalu sekitar 10 ribu rumah penduduk tergenang banjir. “Ribuan orang sampai sekarang masih mengungsi di berbagai tempat yang disediakan pemerintah,” kata Kepala BPBD Kalimantan Timur, Yudha Pranoto.

Yudha menyebutkan belum semua korban banjir di Kutai Timur terdata. Jumlah pengungsi yang terdata di Sangatta Selatan sebanyak 2.090 orang. Sedangkan angka pengungsi di Sangatta Utara masih dalam proses pendataan.

Pemerintah menjamin kebutuhan pengungsi selama tinggal di posko pengungsian. Pemerintah daerah telah mendirikan enam dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. “Untuk situasi darurat, kami juga telah menyiapkan 22 unit perahu,” kata Yudha.

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur meminta pemerintah membuka pos layanan bantuan serta tempat evakuasi warga yang terkena dampak banjir. Koordinator Jatam Kalimantan Timur, Pradarma Rupang, mengatakan pemerintah mesti memastikan kebutuhan korban banjir terpenuhi. “Jangan sampai ada lagi korban jiwa,” katanya.

Pradarma mengatakan banjir di dua kecamatan di Kutai Timur ini sudah berulang kali terjadi. Banjir juga pernah merendam kawasan tersebut pada Oktober 2021. Tapi kondisi bah saat ini lebih parah dibanding banjir pada 2021. “Banjir yang sekarang yang terparah selama kurun waktu 20 tahun,” ujar Pradarma.

Menurut dia, hujan yang mengguyur selama dua hari menjadi bukti rapuhnya Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan dari banjir. Pradarma menduga bencana banjir di Sangatta ini terjadi akibat kerusakan hutan karena kegiatan pertambangan dan perkebunan sawit. Jatam mencatat ada satu perusahaan tambang batu bara di Kutai Timur yang meninggalkan 191 lubang tambang hingga kini. Padahal pemerintah seharusnya menagih komitmen perusahaan untuk memulihkan hutan dan menutup bekas lubang tambang mereka.

IMAM HAMDI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus