Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Landasan Misterius di Cikeas Udik

Polisi membangun pusat pelatihan multifungsi di Cikeas. Istana mengaku tidak terlibat.

27 Juni 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cat yang membalut gapura setinggi 8 meter itu jelas masih baru. Warnanya yang krem membuat penampakan gapura demikian mencolok. Sejumlah pekerja masih sibuk memberikan sapuan akhir pada tulisan di kepala gapura: Pusat Pelatihan Multifungsi Polri.

Multifungsi? Mari kita telisik kompleks seluas 52.212 hektare yang bakal diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Ulang Tahun Polri, 1 Juli nanti. Tampaknya ini sebuah kebetulan yang unik. Kompleks di kawasan Desa Cikeas Udik, Kecamatan Gunung Putri, Bogor itu akan ditahbiskan oleh orang nomor satu di negeri ini, yang tinggal tak jauh dari sana. Ya, sudah jadi pengetahuan publik, kediaman SBY ada di Puri Cikeas, hanya sekitar 2 kilometer dari kompleks itu.

Begitu memasuki pintu bagian depan, bangunan-bangunan mirip asrama bercat cokelat berdiri menyambut siapa saja. Lalu ada tanah lapang yang akan dijadikan lahan parkir dan gelar pasukan. Tepat di tengahnya, jalan ber-hot mix, sepanjang satu kilometer. Agak ke dalam, menjulang pintu gapura menuju kompleks pelatihan, lengkap dengan gardu jaga. Lalu ada bangunan aula beratap gaya Sunda plus sebuah panggung kehormatan.

Ke arah tenggara, membujur lahan se-panjang 1 kilometer yang sudah dipatok dan dicat siap disulap menjadi landasan pesawat. Beberapa ratus meter dari landasan itu, didirikan pagar kawat berduri, berbatasan dengan kebun dan rumah penduduk.

Adanya landasan pesawat terbang itulah yang kemudian merebakkan bisik-bisik di masyarakat. Sebuah lapangan terbang tengah dibangun di Cikeas? Imas, warga setempat, mengaku mendengar selentingan itu. ”Denger-dengernya dulu mau dibangun lapangan terbang. Jadi apa enggak, tidak tahu,” katanya.

Imas mengaku pernah mendengar rencana pembangunan kompleks itu pada masa kejatuhan Soeharto, namun tak jadi dibangun. Rencana serupa muncul ketika Abdurrahman Wahid menjadi presiden. Pun demikian pada masa Megawati Soekarnoputri, pembangunan itu tertunda lagi. Baru pada masa SBY inilah rencana tersebut bakal diwujudkan.

Saim, 56 tahun, memberikan kesaksian bahwa pembangunan kompleks itu memang dikebut dalam tiga bulan terakhir. ”Termasuk dalam hal membebaskan tanah warga,” kata tetangga Imas itu. Salah satu lahan yang dibebaskan adalah milik Imas seluas 430 meter persegi. Total seluruhnya ada sekitar 5.370 meter persegi tanah di kampung itu yang dibeli polisi. Menurut Saim, dulunya lahan itu merupakan bekas perkebunan karet.

Tak ayal, rumor bakal adanya lapangan terbang di Cikeas Udik itu terembus hingga ke Senayan, Jakarta. Ketua DPR Agung Laksono segera meminta Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar menjelaskan pembangunan prasarana Polri tersebut, termasuk kemungkinan dibangunnya landasan pesawat di kompleks itu.

Menanggapi soal itu, Da’i Bachtiar ha-nya terkekeh. Tetapi ia lantas menunjuk Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Aryanto Budiharjo guna menjelaskan. Bisa diduga, rumor itu pun ditepis Aryanto. Kata dia, pusat pelatihan tersebut digunakan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan polisi. ”Seluruh unsur polisi akan berlatih di situ,” katanya.

Maka, di lokasi pelatihan telah disiapkan sejumlah fasilitas. Misalnya arena sirkuit untuk latihan pengejaran dan keterampilan lalu lintas, pelatihan anjing pelacak, polisi berkuda, juga polisi udara. ”Jadi bukan buat lapangan terbang, tapi untuk Pusat Pelatihan Multifungsi Polri,” katanya.

Namun rumor adanya lapangan terbang itu sempat membuat staf kepresidenan repot. Soalnya, lokasinya terlalu dekat dengan kediaman pribadi Presiden. ”Kalau dipakai landasan pesawat, jaraknya terlalu mepet dengan rumah Presiden,” kata juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng. Kalau itu benar, kata Andi, justru akan mengganggu pengamanan RI-1.

Tak membuang waktu, Andi pun segera mengontak Kapolri dan Departemen Perhubungan minta konfirmasi. ”Ter-nyata bukan buat landing strip (landas pesawat),” ujarnya. Hanya untuk arena latihan polisi.

Toh Andi mengakui keberadaan kompleks itu mempermudah polisi guna membantu pengamanan RI-1 saat menuju kediaman pribadinya dari Istana Negara atau sebaliknya. Apalagi kepadatan lalu lintas yang sudah jadi langganan di tol Jagorawi mesti dilintasi iring-iringan Presiden setiap ”pulang kampung”. Setidaknya, tabrakan beruntun akibat iring-iringan mobil Presiden seperti yang terjadi pada November tahun silam bisa dihindarkan. Bagi Aryanto, hal itu membuatnya kian mantap. ”Kalau kemudian bermanfaat bagi sekitarnya, berarti kan bagus,” ujarnya.

Jadi, lupakanlah selentingan tentang adanya ”Cikeas Udik Airport” itu.

Widiarsi Agustina, Deffan Purnama, Jojo Raharjo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus