Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) memaparkan 33,6 persen masyarakat merasa memiliki peluang yang rendah untuk tertular Covid-19. Sementara 40,5 persen merasa peluang terpapar Covid-19, tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini satu hal yang menarik dicermati, karena sudah 1,5 tahun lebih kita menghadapi pandemi tapi masih banyak yang merasa kecil kemungkinan tertular Covid-19. Apakah ini terkait dengan kepatuhan masyarakat atau kemauan masyarakat mematuhi protokol kesehatan atau kebijakan-kebijakan lainnya," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei secara daring pada Ahad, 18 Juli 2021.
Survei ini dilakukan dengan telepon pada 20-25 Juni dengan basis respondennya yang terpilih secara acak berdasarkan survei LSI selama 3 tahun terakhir. Ada 7.477 yang berhasil telepon, ada 1.200 responden yang berhasil diwawancarai. Margin of error dalam penelitian ini 2,88 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Padahal, 43,6 persen masyarakat merasa Covid-19 sangat mengancam dan 48,3 persen masyarakat merasa Covid-19 cukup mengancam. Sedangkan yang merasa Covid-19 tidak banyak mengancam adalah 6,7 persen.
Menanggapi temuan LSI, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak menilai bahwa situasi saat ini lantaran mayoritas masyarakat merasa percaya diri melakukan langkah mitigasi agar tidak tertular Covid-19.
Sementara pada 2020, Covid-19 masih menjadi barang baru sehingga masyarakat belum mendapatkan informasi yang cukup sehingga takut jika sampai terpapar Covid-19. "Ini yang menarik karena bagaimana orang merasa bukan mengabaikan Covid-19, tapi confident terhadap kemampuannya memitigasi itu," ucap Emil Dardak dalam acara diskusi daring yang sama.