Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Luhut Panjaitan: Kampanye Hitam di Karawang Bentuk Kepanikan

Menurut Luhut Panjaitan, Jokowi sering mendapat fitnah berbau SARA, termasuk fitnah bahwa Jokowi merupakan keturunan PKI.

25 Februari 2019 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Solo-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menyayangkan perbuatan tiga perempuan dari Karawang yang melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden inkumben Joko Widodo alias Jokowi. Dia menganggap kampanye hitam itu sebagai bentuk kepanikan.

"Itulah, fitnah-fitnah lagi," kata Luhut saat menghadiri pelantikan Tim Bravo 5 di Solo, Senin 25 Februari 2019. Dia menyebut bahwa selama ini Jokowi sering mendapatkan serangan dalam bentuk fitnah. "Itu bentuk kepanikan."

Baca: Sindir Doa Neno Warisman, Luhut Panjaitan: Kok, Tuhan Diancam?

Apalagi, ujar Luhut, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi juga telah mengakui bahwa pelaku kampanye hitam itu adalah relawannya. "Kami sendiri tidak pernah melakukan perbuatan seperti itu," katanya.

Menurut Luhut, Jokowi juga sering mendapat fitnah berbau SARA, termasuk fitnah bahwa Jokowi merupakan keturunan Partai Komunis Indonesia. "Tadi kan Bu Noto (Ibunda Jokowi) juga hadir, kalian juga tahu seperti apa penampilannya," katanya.

Terkait kasus kampanye hitam di Karawang itu, Luhut mengatakan bahwa tim Jokowi menyerahkannya pada hukum yang berlaku. "Kami tidak ingin pusing-pusing," katanya. Dia juga meminta agar media memberitakannya secara adil.

Sosialisasi dua perempuan itu diketahui melalui video yang beredar di media sosial. Keduanya berkampanye dari pintu ke pintu dan menyampaikan kepada warga sejumlah hal yang akan terjadi jika calon presiden nomor 1, Joko Widodo menang pilpres.

Simak: Sebut Tak Ada Azan Jika Jokowi Menang, 3 Ibu-ibu Ditangkap Polisi

"Lamun Jokowi dua periode moal aya deui sora azan, moal aya budak ngaji, moal aya deui nu make tieung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata perempuan di video itu.

Artinya kira-kira begini: "Jika Jokowi dua periode tak akan ada lagi suara azan, tak ada anak-anak mengaji, tak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan dan perempuan boleh kawin, lelaki dan lelaki boleh kawin."

AHMAD RAFIQ

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus