Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Uno, Fadli Zon mengomentari wisudawan terbaik Universitas Padjajaran yang menulis skripsi tentang #2019GantiPresiden. Menurut Fadli, mahasiswi itu patut mendapatkan predikat cum laude.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Menurut saya, itu menunjukkan ada satu hal baru di dalam politik kita yang saya kira sangat tepat mendapatkan cum laude," kata Fadli di Seknas Prabowo - Sandiaga, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa,12 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kabar mengenai wisudawan terbaik Unpad Regita Anggia dari Fakultas Ilmu Komunikasi dengan skripsi 2019 Ganti Presiden ini menjadi viral melalui cuitan sang penggagas gerakan #2019GantiPresiden itu sendiri, Mardani Ali Sera. Dalam cuitannya 9 Februari 2019, Mardani memberi kabar tentang wisudawan terbaik di Unpad dengan judul skripsi 'Pengaruh Sikap Pada #2019GantiPresiden Sebagai Gerakan Populis Terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Universitas Padjajaran Melalui Penggunaan #2019GantiPresiden di Media Sosial'.
Mardani juga menyertakan tautan dari laman situs Unpad yang berisi sebuah berita mengenai mahasiswi itu. Regita terpilih sebagai wisudawan terbaik program sarjana pada wisuda gelombang II tahun akademik 2018/2019. Ia lulus dengan IPK 4,00.
Baca: Charta Politika: #2019GantiPresiden Diubah Justru Rugikan Prabowo
Skripsi Regita tentang #2019GantiPresiden, kata Fadli, merupakan hal baru, tagar yang bisa menjadi satu faktor penting dalam politik Indonesia hari ini. Menurut dia, fenomena ini tidak ditemukan pada pilpres 2014 maupun 2009. "Bagaimana sebuah tagar bisa berpengaruh dan memengaruhi publik secara luas bahkan menjadi sebuah gerakan, semacam new social movement, dan gerakan #2019GantiPresiden ini kan fenomenal."
Awalnya,ujar Fadli, #2019GantiPresiden itu tidak dianggap atau dianggap enteng, lalu dipersekusi, dilarang-dilarang, diintimidasi, diancam, dan sebagainya. “Kalau ada yang mendapatkan penghargaan cum laude menulis skripsi tentang ini, saya kira itu menjadi catatan penting bagi perkembangan politik dan demokrasi kita."