Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Maruarar Sirait dan Budiman Sudjatmiko Cabut dari PDIP, Samakah Alasannya Dukung Prabowo-Gibran?

Keluar dari PDIP, Maruarar Sirait dan Budiman Sudjatmiko otomatis dukung Prabowo-Gibran. Samakah alasannya?

20 Januari 2024 | 11.35 WIB

Tangkapan layar - Foto politikus Maruarar Sirait bertemu dengan Presiden Joko Widodo yang diunggah dalam akun Instagram @maruararsirait, di Jakarta, Senin 15 Januari 2024. ANTARA/Rangga Pandu
Perbesar
Tangkapan layar - Foto politikus Maruarar Sirait bertemu dengan Presiden Joko Widodo yang diunggah dalam akun Instagram @maruararsirait, di Jakarta, Senin 15 Januari 2024. ANTARA/Rangga Pandu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus dan Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait menjelaskan alasan keputusannya mengundurkan diri dari PDIP. Ia mengakui bahwa ia memutuskan untuk mundur dan berkeinginan tegak lurus dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Dengan penuh keyakinan, saya memilih mengikuti jejak Pak Jokowi karena saya meyakini bahwa beliau adalah pemimpin yang sangat didukung oleh masyarakat Indonesia," ujar Maruarar Siraitdi depan Gedung DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 15 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum meninggalkan partai yang memiliki lambang banteng tersebut, Maruarar menyatakan bahwa ia telah berdiskusi dengan orang-orang terdekatnya. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, dan semua jajaran partai.

Maruarar mengucapkan terima kasih karena pimpinan partai di bawah kepemimpinan Megawati memberinya kesempatan untuk berkembang sebagai seorang politikus melalui PDIP. Ketika ditanya mengenai partai mana yang akan diikutinya setelah keluar dari PDIP, Maruarar memilih untuk tetap bungkam.

Ia hanya menyatakan niatnya untuk bergabung dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, mengatakan, "Beliau telah berjuang keras untuk berbagai hal," ujarnya.

Maruarar menyoroti perjuangan Jokowi yang ditandai dengan sikap tegas dalam menghadapi radikalisme, membawa Indonesia mendapatkan saham mayoritas di Freeport, dan berbagai upaya untuk membantu rakyat kecil serta rencana pemindahan ibu kota dengan tujuan pemerataan.

"Dengan demikian, saya memutuskan untuk bersama-sama dengan Bapak Jokowi dalam perjalanan politik saya ke depan. Mohon doa restunya," kata Ara, sapaan akrab Maruarar.

Maurarar Sirait bukanlah kader PDIP yang mengundurkan diri atau keluar dari partai banteng tersebut, sebelumnya ada Budiman Sudjatmiko yang dipecat PDIP.

Selang empat hari set;ah hengkang dari PDIP, Maruarar Sirait resmi mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Dia menyatakan dukungannya usai mendampingi Prabowo mengunjungi ke Kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Grha Oikoumene, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko (kanan) berpose sambil mengepalkan tangan usai menghadiri deklrasi Gerakan PraBu di Gedung Marina, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 18 Agustus 2023. Kegiatan yang dihadiri ribuan relawan Prabowo Subianto-Budiman Sudjatmiko (PraBu) se-Jateng tersebut untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Pemecatan itu disebabkan Budiman Sudjatmiko tidak sejalan dengan putusan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pemilu 2024.

Berdasarkan laporan Majalah Tempo edisi Minggu, 31 Desember 2023, Budiman memutuskan mendukung Prabowo Subianto karena alasan ideologis dan strategis.

Meskipun dirinya sempat menentang Prabowo ketika menjadi aktivis 1998, menurutnya dia hanyalah anak sejarah. “Saya hanya bagian anak sejarah bukan mewakili aktivis 1998,” kata Budiman.

Budiman melanjutkan bahwa alasan ideologis dan strategis yang dimaksud adalah adanya agenda mendesak yang dibutuhkan Indonesia dari Prabowo Subianto. Agenda itu adalah hilirisasi agar membuat Indonesia menjadi negara industri. “Hal itu nggak bisa ditawar-tawar. Kalau saya pragmatis bisa saja saya ke partai besar,” kata Budiman pada 31 Desember 2023.

ANANDA BINTANG I  IKHSAN RELIUBUN  I  AVIT HIDAYAT

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus