Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mau Kemana Menwa

Menwa pertama-tama memang mahasiswa, bedanya pada postur, kode etik Menwa. Tugas apapun, dari siapapun harus ada rekomendasi dari rektor. (pdk)

21 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI-hari belakangan ini Resimen Mahasiswa memang sedang sibuk. Mulai 6 Pebruari sampai 7 April sejumlah 60 anggota Menwa digodok di Komando Pendidikan 11, Pangalengan, Bandung. Juni nanti mereka akan diberangkatkan ke Timur Tengah, menggantikan 30 orang rekan mereka yang bertugas di sana sebagai anggota pasukan perdamaian PBB. April ini pula diberangkatkan satu Satuan Tugas Menwa beranggotakan 70 lebih ke Timor Timur, setelah beberapa minggu dilatih di Jakarta. Dan Rapat Kerja Menwa seluruh Indonesia keempat dilaksanakan di Cisarua, Bogor, 5-9 April lalu. Tidak itu saja dalam Raker Menwa itu pula ada pidato pengarahan dari Wapangab/Pangkopkamtib Laksamana Sudomo. Kata Sudomo, Menwa akan diikutsertakan dalam operasi tertib - baik di pusat maupun daerah. Lho, mau dibawa ke mana Menwa? "Menwa memang ada dalam 3 dimensi," kata Kepala Puscadnas (Pusat Cadangan Nasional) Mayjen Henuhili di kantornya. Diuraikannya lebih lanjut, dalam perguruan tinggi dia memang sebagai mahasiswa, dalam soal pertahanan dan keamanan dia adalah resimen mahasiswa dan dalam masyarakat luas dia adalah anggota masyarakat juga. Karena itulah, tugas apa pun yang menyangkut satu atau lebih dari dimensi itu, bukan merupakan sesuatu yang aneh atau menyimpang. Tapi kemudian menimbulkan pertanyaan: Lalu apakah beda antara mahasiswa anggota Menwa dan yang bukan? Ternyata memang ada bedanya. "Anggota Menwa terikat pada postur, " jawab Henuhili. Dan postur atau identitas atau kode etik Menwa itu ada lima bab. Postur itu pula yang akan membedakan tanggungjawab anggota Menwa dan yang mahasiswa biasa. Bab kelima postur itu antara lain berbunyi " . . . mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan." Lalu apakah ada sanksinya kalau anggota Menwa menyalahi postur itu tadi? Eelum jelas benar. Yang jelas, menurut Henuhili, sejak pembentukan Menwa empat tahun yang lalu sudah disepakati kalau kepentingan akademis mahasiswa dijadikan pertimbangan utama. Karena itulah agaknya, seorang anggota Menwa dari ITB yang hendak berangkat ke Timur Tengah bisa ditarik kembali. Mahasiswa itu oleh ITB dipersilakan merampungkan skripsinya -- yang memang aktuil -- ialah tentang kawah Sinila di Dieng. Ini sesuai dengan pernyataan Mahar kepada TEMPO beberapa waktu lalu bahwa Menwa pertama-tama adalah mahasiswa dan di kampus 'sayalah yang berkuasa." Tapi, kalau begitu, lalu apa perlunya dibentuk Menwa? Mayjen Henuhili bercerita. Katanya, kita musti melihat ke belakang, ke sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Inti cerita itu: perjuangan Indonesia berhasil karena ada keikutsertaan pelajar, mahasiswa dan pemuda. Nah, Menwa adalah salah satu usaha mewujudkan itu secara formil. Juga diingatkan Henuhili pasal 30 UUD '45 -- tentang hak dan kewajiban warga negara dalam membela bansa dan tanah air -- yang melandasi dibentuknya Menwa. Dan "sesuai dengan kelompok umur pemuda Indonesia, sebenarnya mereka sudah dibekali dengan semangat dasar pembelaan negara." Dan diharapkan semangat itu dari mahasiswa menular ke masyarakat. Tapi sekali lagi dinyatakan Henuhili, "apapun tugas yang dibebankan kepada Menwa harus ada rekomendasi dari rektor. " Menyinggung pidato pengarahan Pangkopkamtib, Henuhili hanya mengatakan: "Mekanismenya sedang akan diatur." Lalu apa hasil Raker Menwa IV ini? Antara lain, rencana pembinaan Menwa 5 tahun mendatang dan perumusan kedudukan Menwa dalam Normalisasi Kampus. Bagaimana jelasnya, sampai pertengahan April konsep hasil Raker masih diperbaiki di sana-sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus