Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan beberapa pernyataan usai menerima kunjungan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas bersama rombongannya di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa saja pernyataan Megawati itu? Simak rangkuman pernyataan menarik Megawati yang dirangkum Tempo.
Disodorkan banyak nama cawapres
Megawati menyebut partainya membuka diri terhadap partai lain yang hendak bekerja sama dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ia menyebut hal yang paling penting adalah partai itu punya prinsip politik yang sama dengan berpegang pada ideologi Pancasila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam persamuhan itu, diketahui PAN mengusulkan nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Megawati menyebut PAN boleh saja mengusulkan nama cawapres sebagai pendamping Ganjar Pranowo, bakal calon presiden (capres) yang diusungnya.
Kendati demikian, Mega menyebut terus memikirkan sosok cawapres ini. Pasalnya, kata dia, banyak kandidat yang diusulkan jadi cawapres.
“Persoalannya, saya mikir terus karena menurut saya kok banyak amat ya yang jadi cawapres. Jadi kan saya mesti pilih dulu satu-satu,” kata Megawati, seperti dikutip Tempo, Sabtu, 3 Juni 2023.
Cawapres demi bangsa dan negara
Mega menjelaskan, sosok cawapres ini ditentukan bukan untuk kepentingan partai, melainkan demi kemaslahatan bangsa dan negara. Ia bercerita, sosok cawapres yang disandingkan dengan capres PDIP selalu menuai kesuksesan di gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres).
Misalnya, Jusuf Kalla yang berpasangan dengan Joko Widodo alias Jokowi pada Pilpres 2014 serta Ma’ruf Amin yang berpasangan dengan Jokowi pada Pilpres 2019.
“Insyaallah ini kan sudah hampir berakhir (Jokowi-Ma’ruf), semuanya berjalan dengan baik. Jadi kalau saya pilih orang itu bukan untuk kepentingan PDIP saja, tetapi kemaslahatan pemerintahan Indonesia,” kata Presiden RI ke-5 tersebut.
Selanjutnya: Ganjar petugas partai
Ganjar petugas partai
Mega juga menegaskan bahwa dirinya memilih pasangan capres dan cawapres melalui pertimbangan yang matang demi kemaslahatan bangsa dan negara. Kasus itu disebut Mega berlaku kala dirinya memilih Ganjar sebagai bakal capres PDIP.
Kendati demikian, Mega mengingatkan Ganjar agar tetap mawas diri bahwa dirinya adalah petugas partai.
“Jadi kalau saya milih orang itu bukan kepentingan PDIP saja, tapi kemaslahatan pemerintahan Indonesia. Jadi kalau pilih Pak Ganjar itu bukan (kepentingan PDIP), meskipun saya bilang ‘Awas kalau kamu tidak ngomong kader partai, petugas partai’. Sadar juga untung beliau nurut,” kata Mega.
PAN Ingin Erick Thohir Cawapres
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menyebut PAN punya tiga opsi capres: Ganjar, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Siapapun capresnya, kata dia, PAN ingin mengusung Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres.
Dalam forum pertemuan antara PAN dengan PDIP, Yandri menyebut pihaknya sempat menyinggung usulan Erick sebagai cawapres. Dia mengatakan PDIP terbuka untuk menindaklanjuti usulan tersebut.
Kendati demikian, Yandri menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri punya hak prerogatif menentukan cawapres. Sehingga, kata dia, pertemuan lanjutan antara PAN dengan PDIP perlu kembali digelar.
“Ya tadi saya ikut pertemuan terbatas tadi. Intinya terbuka untuk ditindaklanjuti. Makanya perlu ada pertemuan tim berikutnya. Walaupun kata Bu Mega tadi itu hak prerogatif beliau untuk menentukan siapa cawapres Mas Ganjar,” kata Yandri.
Pilihan Editor: PAN di Antara Pilihan Capres: Ganjar, Prabowo atau Airlangga
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.