Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Melayat Paus Fransiskus, Pastor dari Bandung Antre 3 Jam

Pastor diosesan Keuskupan Bandung, Thomas Kristiatmo, salah satu yang datang ke Basilika Santo Petrus untuk melayat Paus Fransiskus.

26 April 2025 | 07.34 WIB

Antrean pelayat Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus. Foto:Thomas Kristiatmo.
Perbesar
Antrean pelayat Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus. Foto:Thomas Kristiatmo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hingga hari terakhir penghormatan terhadap Paus Fransiskus, Jumat, 25 April 2025, pengunjung masih terus berdatangan ke Basilika Santo Petrus, Vatikan. Pastor diosesan Keuskupan Bandung, Thomas Kristiatmo, salah satu yang datang ke Basilika Santo Petrus. Ia harus mengantre hampir tiga jam untuk bisa mendekati peti mati Fransiskus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tiga jam itu termasuk sebentar karena sebelumnya ada yang sampai antre delapan jam,” katanya saat dihubungi lewat WhatsApp pada Sabtu dinihari waktu Indonesia, 26 April 2025. Datang ke Lapangan Santo Petrus pada pukul 8 pagi, Kristiatmo baru menyaksikan jenazah Paus pada menjelang pukul 11 waktu Vatikan.

Ia bersyukur bisa melayat ke Basilika Santo Petrus. Saat Paus Fransiskus meninggal di Vatikan pada Senin, 21 April 2025, Kristiatmo sedang mengikuti fellowship di Pontifical Gregorian University, Roma. Di Lapangan Santo Petrus, ia bergabung dengan satu kelompok yang juga mengantre sambil berdoa Rosario, doa untuk Maria, ibu Yesus.

Tiba di depan peti tempat jenazah Fransiskus berbaring, Kristiatmo sempat berhenti sebentar untuk berdoa. Namun petugas di Basilika meminta dia langsung berjalan. Petugas tak memperbolehkan pengunjung berhenti karena antrean masih panjang. “Pastor, tolong jangan berhenti,” kata Kristiatmo menirukan ucapan petugas di Basilika.

Kristiatmo mafhum dengan teguran halus tersebut. Meski hanya sebentar berada di depan jenazah Paus Fransiskus, Kristiatmo tetap bersyukur. “Saya terharu bisa memandang beliau untuk terakhir kali,” ujar Kristiatmo.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus