Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Khofifah Indar Parawansa menghadiri peringatan HUT ke-59 Partai Golkar.
Koalisi Indonesia Maju yakin Khofifah akan bergabung dengan tim mereka.
Khofifah ingin menyelesaikan tugas sebagai Gubernur Jawa Timur hingga batas akhir.
JAKARTA – Kehadiran Khofifah Indar Parawansa dalam peringatan hari ulang tahun ke-59 Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat, semalam, menjadi sorotan. Gubernur Jawa Timur itu disebut-sebut telah berlabuh ke tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bahkan menyebutkan Khofifah bertanggung jawab memenangkan Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden 2024. "Untuk Jawa Timur, Ibu Khofifah didampingi Pakde Karwo (mantan Gubernur Jawa Timur Sukarwo)," katanya. "Jadi, kalau sudah penyerangnya dua, kita bakal menang di Jawa Timur."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada hari yang sama beberapa jam sebelumnya, Koalisi Indonesia Maju pengusung pasangan Prabowo-Gibran baru saja mengumumkan komposisi tim kampanye nasional (TKN) di Hotel Grandkemang, Jakarta Selatan. Tim yang dipimpin Rosan Perkasa Roeslani ini memiliki 264 anggota, yang mayoritas berasal dari partai anggota koalisi. Namun dalam daftar anggota tim itu tidak tercantum nama Khofifah.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat perayaan HUT ke-59 Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, 6 November 2023. ANTARA/Hafidz Mubarak A.
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengatakan Khofifah memang tidak menjadi anggota TKN. Khofifah menolak karena masih menjabat Gubernur Jawa Timur. Jabatan itu menuntut Khofifah netral dalam Pemilu 2024. "Kami sudah ingin memasukkan nama Khofifah, tapi beliau ini gubernur. Kalau kami tulis, nanti dianggap politisasi ASN (aparatur sipil negara)," ujarnya.
Nusron yakin Khofifah akan menjadi bagian dari TKN. Sebab, tim kampanye Prabowo-Gibran masih membuka peluang untuk penambahan anggota. "Pokoknya tunggu 'hilal'," katanya.
Masa jabatan Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur sejatinya berakhir pada 13 Februari 2024. Namun, setelah terbit aturan tentang pilkada serentak pada 2024, kepala daerah hasil pemilihan 2018 akan mengakhiri masa jabatannya pada 31 Desember 2023. Sementara itu, pemilihan presiden digelar pada Februari 2024. Dengan demikian, kemungkinan Khofifah terlibat dalam kegiatan kampanye setelah meninggalkan kursi gubernur masih terbuka.
Menjelang pilpres 2024, Khofifah memang menjadi rebutan partai koalisi pengusung pasangan calon presiden-wakil presiden. Sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama, figur Khofifah dinilai dapat memberikan dampak signifikan untuk mendulang suara bagi pasangan calon. Khusus di Jawa Timur, citranya sebagai gubernur juga sangat baik. Apalagi Jawa Timur menjadi lumbung suara terbesar kedua setelah Jawa Barat. Total jumlah pemilih di Jawa Timur sebanyak 31,4 juta dan di Jawa Barat 35,7 juta. Adapun total pemilih secara nasional pada Pemilu 2024 sebesar 204 juta.
Ketua TKN Rosan Perkasa mengatakan sudah beberapa kali mengajak Khofifah begabung dengan tim pemenangan Prabowo-Gibran. Namun Khofifah belum bersedia karena ingin menyelesaikan tugas sebagai gubernur. "Jadi tunggu tanggal mainnya," katanya.
Koalisi partai pengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. juga beberapa kali mendekati Khofifah. Bahkan Ganjar secara langsung menemui Khofifah untuk memintanya bergabung dalam tim pemenangan. "Namanya mau cari suara, siapa pun dia, kami komunikasikan," ujar Bendahara Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Olly Dondokambey. Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Gatot Eddy Pramono, berharap Khofifah segera memberi kepastian untuk bergabung. "Namun itu keputusan Khofifah," ucapnya kemarin.
Tim Gemuk demi Memenangkan Prabowo-Gibran
Rosan mengatakan anggota TKN pasangan Prabowo-Gibran direkrut dari berbagai kalangan. Semua ketua umum partai koalisi ditempatkan menjadi dewan pengarah, sedangkan sekretaris jenderal partai koalisi menjadi wakil ketua. Sederet nama tokoh Nahdlatul Ulama dan purnawirawan TNI-Polri dilibatkan. Begitu juga dengan pengusaha. Rosan berharap bisa mengakomodasi semua kalangan dalam TKN demi memperjuangkan kemenangan Prabowo-Gibran.
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Rosan P. Roeslani bersama Sekretaris TKN dan bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya saat deklarasi susunan tim kampanye di Hotel Grandkemang, Jakarta Selatan, 6 November 2023. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, mengatakan komposisi TKN Prabowo-Gibran yang gemuk memang bisa menjadi strategi jitu. Alasannya, alam pikiran masyarakat Indonesia masih feodal. Dengan pandangan ini, masyarakat masih mendengarkan saran dari para elite. "Mereka sadar masyarakat masih mendengarkan elite. Karena itu, mereka mengakomodasi banyak elite," ucapnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah berpendapat, komposisi TKN Prabowo-Gibran tidak banyak berubah dibanding tim pemenangan yang dibentuk Prabowo pada Pemilu 2019. Tim pemenangan didominasi kalangan elite birokrat, politikus, dan sedikit tokoh profesional. "Ini menunjukkan Prabowo dalam menyusun komposisi terkesan sekadar mengakomodasi," katanya. "Penyusunan tanpa menimbang sumbangsih dan inovasi strategi pemenangan."
Dengan komposisi itu, kata Dedi, Prabowo-Gibran bakal kesulitan meraup suara di basis pemilih Ganjar-Mahfud. Namun itu masih bisa diatasi karena ada nama Ridwan Kamil di jajaran TKN. "Setidaknya bisa memberikan suara signifikan," ujarnya.
Menurut Dedi, peluang Khofifah mendongkrak perolehan suara juga besar. Hanya, dia tidak yakin Gubernur Jawa Timur itu bersedia bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran. Sebab, sejak awal Khofifah terkesan tidak dekat dengan tim Prabowo. "Khofifah potensial bergeser ke pasangan Ganjar-Mahfud," ucapnya.
Hingga semalam, Tempo tidak berhasil meminta tanggapan dari Khofifah. Ia tidak menjawab pesan instan yang dikirim melalui nomor telepon selulernya. Ahad lalu, saat menghadiri sebuah acara di Jember, Jawa Timur, Khofifah mendapat pertanyaan tentang kemungkinan bergabung dengan tim pemenangan salah satu pasangan calon. Alih-alih memberikan penegasan, ia justru berupaya menghindar. "Wes ta, rek (sudahlah, teman-teman). Saya ini kan masih gubernur efektif gitu, ya. Izinkan saya menyelesaikan tugas ini sebaik mungkin, semaksimal mungkin. Suwun (terima kasih), ya," katanya.
HENDRIK YAPUTRA | IMAM HAMDI | TIKA AYU | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo