Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PRESIDEN dan wakil presiden sudah terpilih. Babak berikutnya orang ingin tahu bagaimana susunan kabinet yang akan datang. Memang, itu adalah hak prerogatif presiden. Namun, itulah yang ditunggu-tunggu semua pihak, baik yang kepingin jadi menteri, maupun masyarakat luas yang sekadar ingin tahu. Susunan Kabinet Pembangunan VI tersebut, menurut Presiden Soeharto, akan diumumkan sebelum Lebaran yang akan jatuh pada tanggal 25 Maret nanti. Namun kalau semua itu mengacu pada GBHN, kemungkinan komposisi kabinet tersebut tak terlalu banyak berubah. Hanya mungkin ada pergantian personalia di sana-sini. Dalam kabinet yang akan disusun oleh Presiden Soeharto itu, tentu ada sebagian wajah-wajah lama yang masih dipertahankan. Presiden, sesuai dengan hak prerogatifnya, tentu telah mengevaluasi para pembantunya dalam melaksanakan tugas selama lima tahun ini. Secara keseluruhan, pelaksanaan GBHN 1988 dinilai berhasil oleh MPR. Pertanggungjawaban Mandataris diterima tanpa catatan. Namun, untuk melihat keberhasilan pelaksanaan pembangunan itu, bisa pula masuk ke sektor atau bidang-bidang tertentu. Pada sektor atau bidang tertentu itu, mungkin bisa diukur tingkat keberhasilannya. Paling tidak, bisa dibandingkan dengan program yang disiapkan. Dan Laporan Utama ini mencoba melacak kriteria dan bagaimana para menteri itu seharusnya bertindak. Bagian pertama mencoba menampilkan berbagai harapan dari masyarakat atas apa yang seharusnya dilakukan oleh para menteri. Masing-masing mempunyai tugas yang harus dipertanggungjawabkan kepada presiden. Untuk itu, bagian ini mencoba mengangkat bagaimana harapan dari sejumlah ahli, politisi, atau masyarakat atas pelaksanaan tugas para menteri tersebut. Ada yang menghendaki perlunya suasana lebih terbuka sehingga anggota kabinet pun bisa ''dievaluasi'', misalnya oleh mitra-kerjanya di DPR. Dan semua itu, tak lain demi kepentingan nasional secara keseluruhan. Dan bagaimana para menteri itu melakukan tugasnya? Anda bisa melihatnya pada bagian kedua. Ada menteri yang berterus terang, tapi ada pula yang hati-hati. Namun yang ditampilkan di bagian ini tak semuanya tergolong sukses. Juga tak ada hubungannya dengan yang akan terpakai lagi atau tidak dalam Kabinet Pembangunan VI nanti. Yang ditampilkan di sini terutama adalah para menteri yang karyanya bisa diukur secara kuantitatif, dirasakan langsung oleh masyarakat luas, dan beberapa datanya memang tersedia. Dari soal posyandu, wartel, sambungan telepon, sekolah, lapangan kerja, bunga bank, perumahan rakyat, kenaikan industri, penyebaran industri, ancaman lingkungan hidup, dan lain-lain. Berhasil atau tidaknya para menteri itu, diduga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Para menteri lain yang tak sempat ditampilkan di sini, bukannya berarti tak ada hasil. Prestasi diplomasi sungguh mencengangkan, dan ini tampak dalam peran Indonesia di dunia internasional yang kian menonjol selama lima tahun terakhir. Dari soal Kamboja, ASEAN, G-15, dan puncaknya KTT Nonblok. Demikian pula bidang politik dalam negeri yang stabil. Konflik di dalam organisasi sosial politik kian reda, partisipasi masyarakat dalam pemilu penuh antusias, gangguan serta gejolak keamanan bisa diredam, dan lain-lain. Demikian pula di bidang ekonomi. Pertumbuhan rata- rata lebih dari 6%, ekspor nonmigas meningkat tajam, investasi tumbuh subur, dan tabungan Pemerintah senantiasa bertambah. Jumlah orang miskin turun dari 70% pada tahun 1970 menjadi tinggal 15% (27 juta jiwa). A. Margana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo