Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEGIATAN kurikuler Universitas Indonesia yang dimulai bulan ini,
akan tetap berjalan seperti biasa. Mahasiswa yang tidak ikut
kuliah akan diketahui melalui daftar absen, Dan hal itu dapat
mempengaruhi konduite mereka dalam ujian kenaikan tingkat.
Demikian Prof, Dr. Mahar Mardjono kepada wartawan 4 Maret
kemarin, Mahar Mardjono yang sedang sakit itu, keluar masuk
ruang di gedung Salemba dengan didampingi terus seorang dokter.
Beberapa mahasiswa berjaket kuning, duduk-duduk berkerumun di
halaman. Prof. Slamet Iman Santoso yang kepergok wartawan
menolak berita adanya "pemogokan kuliah". "Mana yang mogok, saya
baru kasih kuliah," katanya. Ketika ditunjukkan mahasiswa yang
bergerombol di halaman, Prof. Slamet cuma tertawa. "Tidak ada
yang mogok, mereka kan cuma malas saja," katanya sambil pergi.
Di Yogyakarta kegiatan kampus juga diaktifkan lagi. Tadinya
sebuah pengumuman yang berbunyi 'Mulai hari ini kampus ditutup',
dipampangkan di depan jalan masuk ke Universitas Gajah Mada, 28
Pebruari lalu. Tak kurang Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, Rektor
UGM sendiri, memuat pengumuman itu di koran-koran setempat.
Alasannya: Demi keamanan kampus UGM untuk sementara waktu semua
kuliah dan kegiatan praktikum ditiadakan sampai ada pengumuman
lebih lanjut. Sementara Senat UGM yang ditandatangani Prof. ir.
Soenyoto Soemohardjo, pada tanggal yang sama membenarkan
kebijaksanaan rektor.
Namun pengumuman itu hanya bertahan dua hari saja. Karena pada 1
Maret, keluar lagi pengumuman rektor. Isinya Semua kegiatan
akademik berupa praktikum, ko-asistensi, workshop, penataran,
ujian, konsultasi skripsi, kegiatan pasca sarjana dan pengabdian
masyarakat dimulai lagi tanggal 2 Maret 1978 sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
Di ITB resminya kuliah sudah dimulai. Bahkan dari 1.275
mahasiswa baru yang diterima, 1.192 di antaranya sudah
mendaftarkan diri. Sampai 2 Maret kemarin, ketika berlangsung
upacara penerimaan mahasiswa baru, di antara mahasiswa lama yang
jumlahnya sekitar 7.500 orang, ada juga yang mendaftar. Sekitar
tigaratusan. Batas walktu pendaftaran sampai tanggal 13 Maret
mendatang. Itupun masih akan dilakukan 'pendaftaran lambat'
sebagaimana terdapat pada peraturan ITB. Maksudnya, mahasiswa
yang masih tetap belum mendaftar pada batas waktu, masih diberi
kemungkinan untuk tetap bisa mendaftarkan diri.
Selain memberikan kebijaksanaan pendaftaran yang longgar,
rektorium ITB menjanjikan kebijaksanaan lain. Antara lain akan
membantu pimpinan mahasiswa untuk mengusahakan dihilangkannya
"rintangan psikologis maupun politis," supaya mereka dapat
kuliah lagi. Kata Dr Soedjana Sapi'ie,, Ketua Rektorium,
rektorium sedang mempersiapkan pengamanan pengganti jika ABRI
ditarik dari kampus. "Yang tidak saya inginkan ialah terjadinya
kembali peristiwa dua tiga minggu lalu," ujar Sapi'ie. Sementara
itu belum ada kuliah di IPB Bogor, tapi belum diperoleh
keterangan resmi lebih lanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo