Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara sudah menerima 50 ribu vaksin AstraZeneca, sementara Nusa Tenggara Timur masih menunggu.
Masa kedaluwarsa vaksin AstraZeneca jatuh pada Mei mendatang.
Ihwal kehalalan vaksin, masyarakat diminta tenang karena MUI sudah menyatakan vaksin AstraZeneca boleh digunakan.
BATAM – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bergegas mendistribusikan 50 ribu dosis vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca yang diterima dari pemerintah pusat, kemarin. Pemerintah setempat seakan-akan berlomba dengan waktu lantaran masa kedaluwarsa vaksin buatan Inggris ini berakhir pada Mei mendatang. "Rabu ini langsung kami pakai untuk 25 ribu warga kelompok lanjut usia dan pelayan publik," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Muhammad Bisri, ketika dihubungi Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencananya, vaksin AstraZeneca didistribusikan di Kota Batam dan Tanjungpinang, yang memiliki populasi penduduk paling banyak di Kepulauan Riau. Menurut catatan Bisri, hingga kemarin, baru 35 ribu warga yang sudah menerima vaksin di Kepulauan Riau. "Targetnya 1,4 juta orang," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepulauan Riau adalah satu dari tujuh provinsi yang mendapat jatah vaksin AstraZeneca dari Kementerian Kesehatan. Enam provinsi lainnya adalah Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Bali.
Pemerintah pusat saat ini mengantongi 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca. Vaksin tersebut diterima Indonesia secara gratis lewat komitmen kerja sama multilateral COVAX Facility. Secara keseluruhan, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 dosis vaksin AstraZeneca.
Vaksin COVID-19 AstraZeneca di Bali, 22 Maret 2021. Johannes P. Christo
Vaksin AstraZeneca sempat menjadi kontroversi lantaran dinyatakan mengandung tripsin babi. Meski begitu, Majelis Ulama Indonesia (MUI), melalui fatwa pada Jumat lalu, membolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca dengan alasan kondisi darurat. Selain soal faktor kehalalan, vaksin AstraZeneca sempat tersandung masalah keamanan. Sejumlah negara di Eropa melaporkan terjadinya kasus pembekuan darah pada sejumlah orang setelah disuntik vaksin tersebut. Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan, berdasarkan hasil investigasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengeluarkan izin penggunaan darurat pada Jumat pekan lalu.
Ihwal isu kehalalan, pemerintah Kepulauan Riau berharap masyarakat tenang. Musababnya, MUI sebagai otoritas yang berwenang sudah menyatakan vaksin AstraZeneca boleh digunakan. "Kalau bahasanya begini: boleh berarti halal, kalau tidak boleh, barulah haram," ucap Bisri.
Dia mencontohkan sejumlah ulama dan kiai di Jawa Timur yang sudah disuntik vaksin AstraZeneca pada Senin lalu. Walhasil, masyarakat bisa paham bahwa vaksin tersebut aman dan boleh digunakan. "Termasuk nanti di Kepulauan Riau. Kami juga akan memvaksin ustad, ulama, dan kiai menggunakan vaksin AstraZeneca karena itu yang ada," kata Bisri.
Adapun Sekretaris Umum MUI Kepulauan Riau, Hedi Safrani, menyatakan patuh terhadap fatwa MUI pusat tentang penggunaan vaksin AstraZeneca. Meski begitu, Hedi mengatakan menerima sejumlah pertanyaan masyarakat yang ragu akan alasan MUI membolehkan penggunaan AstraZeneca. Misalnya, alasan keterbatasan jumlah vaksin di Indonesia serta jumlah ketersediaan vaksin Sinovac yang sudah mengantongi fatwa halal dari MUI. "Belum lagi soal kedaruratan pandemi. Beberapa masyarakat menanyakan apakah betul darurat dan seperti apa daruratnya," ujar Hedi.
Adapun Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kepulauan Riau, A. Gani Lasa, setuju vaksin AstraZeneca dianggap halal dan tak punya kandungan babi di dalamnya. Ia pun mengimbau agar masyarakat Kepulauan Riau bersedia menerima vaksin AstraZeneca. Intinya, jika MUI sudah menetapkan keputusan, umat Islam harus mengikutinya. "Karena keputusan MUI pasti sudah melalui pengkajian dalam menyelamatkan jiwa seseorang," kata Gani.
Vaksin AstraZeneca juga sudah diterima Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Sebanyak 50 ribu dosis diterima dinas kesehatan setempat, kemarin. Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara, Debie K.R. Kalalo, mengatakan pemerintah provinsi akan mulai menyuntikkan vaksin tersebut hari ini. Sama seperti Kepulauan Riau, pemerintah Sulawesi Utara ikut mengejar tenggat kedaluwarsa vaksin tersebut. "Penyuntikan pertama untuk petugas pelayanan publik," kata Debie, kemarin.
Dalam vaksinasi, pemerintah Sulawesi Utara rencananya memberi jeda suntikan dosis pertama dengan kedua selama delapan pekan. Terkait dengan isu kehalalan dan keamanan medis vaksin AstraZeneca, Debie meyakinkan bahwa vaksin tersebut aman digunakan. "Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM sudah menyatakan vaksin ini aman digunakan," kata dia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (ketiga kiri) menyaksikan proses vaksinasi COVID-19 Astrazeneca kepada sejumlah kyai muda Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, 23 Maret 2021. ANTARA/Moch Asim
Adapun Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan belum menerima kiriman vaksin AstraZeneca dari pemerintah pusat. "Mungkin akan tiba satu hingga dua hari ke depan," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan NTT, Erlina R. Salmun, kepada Tempo, kemarin.
Erlina mengatakan Kementerian Kesehatan sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah NTT tentang rencana pengiriman vaksin AstraZeneca. Namun, dalam pertemuan secara daring tersebut, Kementerian tak menyebutkan jumlah vaksin yang akan dikirim ke NTT. Meski begitu, pemerintah provinsi sudah menentukan lokasi distribusi vaksin AstraZeneca, yakni Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. "Kami sudah meminta pengiriman vaksin (AstraZeneca) dipercepat karena masa kedaluwarsanya semakin dekat," kata dia.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan Indonesia akan mendapat lebih banyak vaksin AstraZeneca. Pemerintah setidaknya membutuhkan 426 juta dosis vaksin untuk disuntikkan kepada 70 persen populasi Indonesia atau sekitar 181 juta jiwa. "Target 100 juta lebih vaksin diperoleh," kata Budi saat memantau vaksinasi dengan AstraZeneca untuk ratusan kiai di kantor PWNU Jawa Timur, kemarin.
YOGI EKA SAHPUTRA | YOHANES SEO | ANTARA | INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo