Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Mengenang Des Alwi, Bung Hatta dan Sutan Sjahrir Mengajaknya ke Jawa dari Banda Neira

Des Alwi Abubakar dari Banda Neira diangkat anak oleh Sutan Sjahrir dan mantan Wakil Presiden Bung Hatta. Lalu, bagaimanakah profilnya?

18 November 2023 | 15.15 WIB

Des Alwi Abubakar (TEMPO/ Nickmatulhuda)
Perbesar
Des Alwi Abubakar (TEMPO/ Nickmatulhuda)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Des Alwi Abubakar dikenal sebagai seorang sejarawan, diplomat, penulis, dan advokat Indonesia. Des Alwi juga merupakan anak angkat mantan Wakil Presiden RI, Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Des Alwi juga dikenal sebagai sosok yang multitalenta. Bakatnya sebagai  fotografer, sutradara, produser film, dan penyelam membuatnya memiliki banyak karya dan prestasi. Des Alwi sebagai tokoh pelaku sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, menyimpan banyak dokumentasi sejarah bangsa baik berupa naskah, film termasuk dokumentasi tentang Bung Hatta, perjuangan arek-arek Surabaya (10 November 1945) yang saat itu beliau berumur 19 tahun. Koleksi Des Alwi banyak yang tidak dimiliki oleh Arsip RI dan dirinya juga sering keliling dunia untuk mengumpulkan data sejarah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, Des Alwi juga disebut pula sebagai tokoh botani laut, tokoh perkebunan, penguasa pariwisata, pekerja kemanusiaan, tokoh perdamaian, dan tokoh pluralisme. 

Dalam sejarahnya, Des Alwi pertama kali berjumpa dengan Bung Hatta beserta Sutan Sjahrir, ketika kedua tokoh tersebut sedang dalam masa pembuangan di Banda Neira. Dalam perjumpaannya yang pertama, Des Alwi masih berusia 8 tahun dan duduk di kelas dua Europeesche Lagere School (ELS). Simak profil  Des Alwi berikut.

Profil Des Alwi Abubakar

Des Alwi Abubakar lahir di Banda Neira pada 17 November 1927. Ayahnya bernama Alwi, keturunan Sultan Palembang yang dibuang ke Banda. Sang ibu bernama Halijah Baadilla, anak perempuan dari Said Baadilla, pengusaha mutiara yang pernah terkenal dari Banda Neira.

Des Alwi merupakan lulusan British Institute of Technology London pada 1950. Dirinya juga menempuh pendidikan Pascasarjana di Philips NSF Advance School Hilversum. Lalu Special Antena Penyiaran Rombek ITB dan PT (Pos, Telegraph dan Telepon) 1951 Bandung. Des Alwi juga dikenal sebagai sejarawan tiga zaman, Orde Lama, Orde Baru dan Era Reformasi. Karyanya berpengaruh besar dalam memperkenalkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia hingga ke dunia internasional. Bahkan, Des Alwi juga meneliti dan pengumpul data sejarah berupa tulisan, hingga film dokumenter.

Des Alwi juga sempat menjabat Direktur Utama PT Avisarti Film Corporation, Ketua Yayasan Warisan dan Budaya Bunda, Ketua Yayasan 10 Nov`45 1990 dan Wakil Ketua II Departemen Usaha Sea And Island Resort DPP Gahawisri. Dirinya bahkan pernah meniti karir sebagai Penerjemah Siaran Teknik dan Bahasa Asing RRI pada 1950-1951.

Bertemunya Des Alwi, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir

Dilansir dari Indonesia Film Center, Des Alwi merupakan seorang anak pantai sewaktu kecilnya. Secara tidak sengaja, Des Alwi kemudian melihat kedatangan Mohammad Hatta (34 tahun) dan Sutan Sjahrir (26 tahun) yang diasingkan ke Banda. Pergaulannya dengan orang yang diasingkan berlangsung dengan baik.

Saat itu, Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir yang baru dipindahkan dari Digul, Papua, cukup sering bertemu dengan Des Alwi termasuk mengajarinya bahasa Inggris, bahasa Jerman, dan bahasa Perancis.

Selama 6 tahun berlangsung, akhirnya mereka sepakat untuk membawa Des Alwi ke Jawa pada umur 18 tahun. Pada umur yang belia ini, Des melakukan banyak aktifitas penting dalam organisasi masa revolusi. Termasuk memimpin sebuah pasukan.

Selain itu, sebagai seorang yang berbakat dalam berkomunikasi, Des aktif di Radio Republik Indonesia (RRI) dan media-media masa lain yang menginginkan kemerdekaan Indonesia dari jajahan Belanda, Jepang dan sekutu. Bahkan, Des juga aktif membuat rekaman film dokumenter revolusioner. Tidak hanya ahli dalam mengambil film, tetapi Des Alwi juga mengenal dekat tokoh-tokoh penting dalam sejarah.

Des Alwi juga memahami proses lahir berkembangnya idealisme penguasa yang ada di Indonesia saat itu. Hal ini yang membuat film-filmnya sangat penting dan mahal. Keahliannya bergaul dengan segala macam orang membuat kegiatan dokumentasinya menjadi sangat unggul. Begitu banyak orang yang berpengaruh menjadi bagian dari film dokumenternya dan menjadi teman baik Des Alwi.

MUTIARA ROUDHATUL JANNAH I  KHUMAR MAHENDRA | EIBEN HEIZER

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus