Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Menyoroti Kebakaran Berulang di Smelter Nikel

Hasil investigasi atas kebakaran di smelter nikel harus disampaikan secara transparan. Demi memutus rantai kecelakaan kerja.

30 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Hasil investigasi dan audit atas sejumlah insiden kebakaran di fasilitas smelter harus disampaikan secara transparan.

  • Kecelakaan yang berulang menunjukkan adanya pengabaian atas prosedur keamanan.

  • Penggunaan alat produksi yang sudah usang justru meningkatkan risiko kecelakaan kerja.

JAKARTA – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mendesak pemerintah transparan dalam menyampaikan hasil investigasi dan audit atas sejumlah insiden kebakaran yang terjadi di fasilitas smelter di Sulawesi Tengah. Hasil investigasi secara otomatis akan mendorong perusahaan memperhatikan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Karena itu, transparansi menjadi penting agar bisa memberikan keamanan dan keselamatan bagi para pekerja. “Kami tidak ingin Morowali menjadi kuburan bagi para pekerja,” kata Koordinator Aliansi Walhi Sulawesi, Muhammad Al Amin, kemarin, 29 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebakaran yang disusul dengan ledakan terjadi di area smelter nomor 41 Morowali, Sulawesi Tengah, milik PT Indonesia Tshingshan Stainless Steel (ITSS) pada Ahad lalu. Sebanyak 19 pekerja tewas dalam insiden itu. Berselang empat hari kemudian, kebakaran terjadi juga di area smelter 19-21 nikel milik PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) yang berada di Kabupaten Morowali Utara. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun kebakaran di fasilitas PT GNI ini sudah beberapa kali terjadi. “Ini harus jadi perhatian,” kata Amin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang pekerja PT GNI mengatakan, dalam insiden terakhir, api diduga berasal dari proses pengelasan. Percikan api mengenai permukaan rel karet yang memuat nikel ore. “Karena tidak ada sekat pembatas,” katanya. “Beruntung segera diketahui sebelum api menjalar ke area lain.

Menurut dia, sebelum kebakaran, sejumlah pekerja ditugaskan memperbaiki strip nikel nomor 4 di lantai 5 smelter nomor 19. Namun perbaikan ini terkesan dijalankan secara tergesa-gesa. “Harusnya dibuat sekat pembatas dan produksi dihentikan sementara agar perbaikannya optimal,” ujar dia. Namun manajemen mengabaikan penerapan prosedur keselamatan itu. “Perusahaan tetap meminta pengerjaan dilakukan saat itu juga.”

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Komisaris Besar Djoko Wienarno mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kebakaran diduga akibat proses pengelasan. “Untuk pastinya, masih kami dalami,” katanya. Api muncul sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Petugas pemadam kebakaran yang datang ke lokasi bisa segera mengatasi situasi. “Sehingga api dengan cepat dapat dipadamkan kurang-lebih pukul 18.00.”

Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Walhi Sulawesi Tengah Aulia Hakim mengatakan kebakaran di fasilitas smelter milik PT GNI pernah terjadi pada Desember 2022 dan September 2023. Fakta ini menunjukkan bahwa ada prosedur keamanan yang diabaikan oleh perusahaan. “Bahkan alat produksi yang digunakan juga terlalu usang dan harus segera diperbarui,” kata Aulia.

Alat produksi yang usang itu, kata Aulia, turut memberi andil terjadinya kecelakaan kerja. Padahal seharusnya rentetan kecelakaan di lingkungan perusahaan bisa menjadi bahan pembelajaran. “Ini akan menjadi siklus tahunan jika perusahaan terus mengesampingkan standar keselamatan demi kepentingan produksi semata,” ujarnya.

Untuk itu, Aulia berharap investigasi dan audit yang dijalankan pemerintah juga menjangkau alat produksi yang digunakan perusahaan. “Dan yang tidak kalah penting, investigasi dan audit harus dilakukan terbuka dan melibatkan pihak independen,” ucap dia.

Tangkapan layar video kebakaran smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, 28 Desember 2023. Foto: Istimewa

Seorang pekerja PT GNI membenarkan pernyataan Aulia itu. Menurut dia, alat produksi yang digunakan oleh perusahaan banyak yang kedaluwarsa, baik dari segi teknologi maupun kemampuan. “Yang kami tahu, mesin di sini adalah mesin bekas dari Tiongkok,” kata pekerja tersebut.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah, Arnold Firdaus, mengatakan tim investigasi dari Disnakertrans Provinsi Sulawesi Tengah berkomitmen melaksanakan tugasnya secara optimal dan akuntabel. Ia menyebutkan pemerintah dan kepolisian sudah diturunkan untuk menyelidiki kebakaran di smelter nomor 41 milik PT ITSS. “Begitu juga untuk kebakaran di PT GNI,” kata Arnold.

Untuk menyelesaikan investigasi ini, kata Arnold, tentu akan makan waktu. Tim tidak akan terburu-buru dalam mengambil kesimpulan karena harus memeriksa setiap temuan secara obyektif dan komprehensif. Apalagi banyak aspek yang mesti dibahas, dari investasi awal, perizinan industri dan lingkungan hidup, tata ruang dan infrastruktur, hingga perihal ketenagakerjaan dan keamanan. “Semuanya sangat terkait, tidak bisa ditangani secara parsial,” katanya. “Soal hasil laporan, apakah akan dibuka ke publik atau tidak, itu harus dikoordinasikan.”

Tempo kemarin telah mengirim pesan ke bagian hubungan masyarakat PT GNI bernama Yana untuk meminta tanggapan. Namun, hingga semalam, pesan yang dikirim belum mendapat jawaban.

ANDI ADAM FATURAHMAN | IMAM HAMDI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus