Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Meringkus Pencuri BBM Berskala Tanker

Direktorat Kepolisian Air Markas Besar Kepolisian RI menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat pencurian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar milik PT Pertamina di lepas pantai Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

19 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Direktorat Kepolisian Air Markas Besar Kepolisian RI menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat pencurian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar milik PT Pertamina di lepas pantai Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

  • Sindikat pencuri ini menguras minyak di pipa bawah laut sepanjang 10 kilometer yang berisi 300 ton minyak menggunakan tanker MT Putra Harapan.

  • Pelaku menancapkan dua selang berdiameter 6 inci sepanjang 10 meter ke pipa minyak bawah laut.

JAKARTA – Direktorat Kepolisian Air Markas Besar Kepolisian RI menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat pencurian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar milik PT Pertamina di lepas pantai Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Sindikat pencuri ini menguras minyak di pipa bawah laut sepanjang 10 kilometer yang berisi 300 ton minyak menggunakan tanker MT Putra Harapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua tim penyidik Direktorat Kepolisian Air Mabes Polri, Komisaris Besar Yuldi, menyatakan kasus ini terendus ketika pihak PT Pertamina di Fuel Terminal, Kecamatan Jenu, Tuban, menemukan potensi kehilangan minyak yang berada di dalam pipa. "Pihak Pertamina kemarin menghitung kasus kehilangan ini diperkirakan sejak tiga bulan terakhir," kata Yuldi kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Intelijen Kepolisian Air juga mendapat laporan ihwal informasi pencurian solar di dalam pipa pada 12 Maret lalu. Lokasinya berada sekitar 7 mil dari pesisir pantai Kecamatan Jenu. Pada 15 Maret lalu, kepolisian menangkap dua tersangka kasus pencurian. Mereka adalah Ismail Ali, 47 tahun, selaku nakhoda kapal tanker MT Putra Harapan, dan Muhammad Taufik, 39 tahun, seorang wiraswasta. Dari tangan mereka, polisi menyita sebuah kapal dan sekitar 21 ton barang bukti solar ilegal.

Pipa minyak milik Pertamina ditanam di bawah laut yang menjulur dari tempat pengelolaan di Fuel Terminal Tuban ke lepas pantai bernama Single Point Mooring (SPM) 150. Pipa-pipa itu mengalirkan minyak olahan ke tanker yang berada di SPM 150 untuk diangkut dan didistribusikan. Para pelaku memanfaatkan celah dengan membangun keran di pipa dalam air untuk disalurkan ke tanker MT Putra Harapan.

Yuldi menceritakan pelaku menancapkan dua selang berdiameter 6 inci sepanjang 10 meter ke pipa minyak bawah laut. Selang tersebut berfungsi menyedot ribuan liter solar ke dalam tanker. Keahlian ini dimiliki para pencuri lantaran satu di antaranya pernah bekerja sebagai teknisi pipa di SPM 150 Pertamina, Kabupaten Tuban. "Jadi, dia paham betul caranya mengeluarkan solar, setelah ada pengisian bahan bakar di situ," ucap dia.

Terminal BBM Tuban milik PT Pertamina di jalan Desa Remen, Tuban, 2015. Dok Google

Pelaku mengaku baru sekali mencuri minyak di sana. Namun, dari bukti-bukti yang didapatkan kepolisian, Yuldi menduga pencurian ini telah berlangsung lama. Menurut Yuldi, ada kemungkinan pencurian ini sudah berlangsung berbulan-bulan. Bahkan, kata dia, tak tertutup kemungkinan pencurian sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir. "Kami perlu membuktikan sangkaan ini. Kami juga sedang mencari penadah yang biasa menerima solar curian itu," kata dia.

Seorang bekas sopir truk tanki di Fuel Terminal Tuban PT Pertamina menyatakan baru kali ini mengetahui adanya pencurian minyak di pipa bawah laut. Menurut dia, pencurian minyak di kawasan obyek vital nasional itu sering terjadi dengan beragam modus. Satu di antaranya dengan mengurangi isi solar di dalam tanki yang diam-diam diketahui atasannya. "Setahu saya, pencurian itu diketahui pejabat hulu hingga hilir di terminal BBM Tuban itu. Di sana, mudah 'cari' duit," katanya.

Executive General Manager Pertamina Marketing Region Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, C.D. Sasongko, mengapresiasi keberhasilan kepolisian menangkap pencuri BBM ini. Apalagi, menurut dia, Fuel Terminal di Tuban merupakan salah satu obyek vital nasional. "Penangkapan ini akan membuat kami lebih fokus melakukan distribusi energi dan melayani kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Pertamina menyatakan bakal terus berkoordinasi untuk membongkar kejahatan ini. Pertamina juga akan melakukan berbagai upaya hukum untuk menjerat pelaku. "Kami juga berencana membangun layanan pengaduan bagi masyarakat agar bisa membantu melaporkan apabila menemukan potensi gangguan keamanan atau kasus pencurian," kata Sasongko.

AVIT HIDAYAT | ROSSENO AJI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus