Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Misa Duka Digelar di Rumah Bayu Rendra, Korban Bom Surabaya

Sosok Aloysius Bayu Rendra Wardha menjadi perbincangan setelah dia disebut melakukan aksi heroik, menghadang sepeda motor pelaku bom Surabaya.

13 Mei 2018 | 21.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Surabaya - Ratusan warga, para pengurus, dan jemaah Gereja Katolik Paroki Santa Maria Tak Bercela menggelar misa di rumah Aloysius Bayu Rendra Wardhana, salah satu korban bom Surabaya. Hingga pukul 21.00, ratusan jemaah masih memanjatkan doa penuh duka cita atas berpulangnya Bayu, yang juga relawan keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ditemui Tempo, keluarga menyatakan masih berduka dan menolak diwawancarai. "Maaf, nanti saja, kami mau berdoa dulu," kata salah satu wanita kerabat Bayu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosok Bayu menjadi perbincangan setelah dia disebut melakukan aksi heroik, menghadang sepeda motor pelaku pengeboman di depan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Ahad, 13 Mei 2018. Bayu sendiri meninggal karena bom Surabaya itu meledak dan menghancurkan tubuhnya.

Hingga sore ini, akun media sosial Bayu dibanjiri ucapan bela sungkawa. Kawan-kawan Bayu di Facebook mengomentari foto terakhir Bayu untuk mengucapkan selamat jalan. Angelica Messer, misalnya, mengucapkan, "Tuhan punya rencana yang sangat Indah untuk mu ... selamat jalan om Bayu."

Puluhan ucapan yang kebanyakan tertulis "RIP" itu masih terus bertambah saat Tempo memantau akun milik Bayu.

Nama Bayu disebut dalam pesan berantai di media sosial sebagai koordinator relawan keamanan Gereja Santa Maria. Aksi Bayu disebut berhasil mencegah sepeda motor pengebom masuk ke gereja sehingga mencegah banyaknya korban yang jatuh dalam tragedi itu.

Bayu menghadang sepeda motor yang hendak masuk dari pintu samping jalan sepeda motor. Nahas, sepeda motor yang dihadangnya meledak. Bayu meninggal di tempat. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Katolik Darma Cendika itu kini meninggalkan seorang istri dan anak yang masih bayi.

Salah satu pastur yang memimpin misa doa meminta jemaah tidak takut dan tidak menyebarkan foto-foto atau video korban bom. "Jangan ikut menyebarkan, lebih baik berdoa dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan," katanya.

Pastur juga mengingatkan kepada jemaah agar tidak timbul rasa amarah dan benci terhadap pelaku-pelaku kekerasan bom Surabaya. "Sebab, mereka juga korban ketidaktahuan," ujarnya.

Salah satu jemaah gereja, Paul, mengatakan almarhum Bayu dikenal baik dan sering membantu kegiatan gereja. "Orangnya baik dan tidak bisa kami katakan dengan kata-kata," ucapnya.

ISHOMUDDIN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus