Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

OPM Klaim Pendulang Emas Miliki Pistol, TNI: Biar Polisi Menyelidiki

Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, bahwa pihaknya menyerahkan kepada kepolisian untuk menyelidiki klaim OPM itu.

16 April 2025 | 07.09 WIB

TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM
Perbesar
TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia atau Mabes TNI menanggapi klaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyebut adanya kepemilikan senjata api oleh pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan. Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, bahwa pihaknya menyerahkan kepada kepolisian untuk menyelidiki klaim OPM itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Polri untuk menyelidiki dan mengungkap fakta secara objektif," katanya saat dihubungi pada Selasa, 16 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di samping itu, ia membantah tudingan OPM yang menyebut adanya keterlibatan militer dengan pendulang emas tersebut. Kristomei mengatakan, bahwa TNI tidak pernah menggunakan warga sipil sebagai alat ataupun bagian dari operasi militer.

"Tuduhan seperti itu adalah bentuk propaganda yang kerap digunakan oleh OPM untuk membenarkan tindakan kekerasannya ke masyarakat sipil," ucapnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim para penambang emas ilegal di wilayah Papua, khususnya di Kabupaten Yahukimo, memiliki senjata api. Dia mengatakan, kelompoknya sempat menyita salah satu pistol yang dimiliki oleh para penambang emas tersebut pada 2019 lalu.

"Waktu pemeriksaan, mereka ternyata memiliki pistol. Kami ada sita satu pistol," ujar juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom pada Jumat, 11 April 2025.

Sebby mengklaim, pendulang emas itu juga sempat menyerang warga Papua menggunakan pistol tersebut. "Mereka sempat bunuh tujuh orang, termasuk potong kepala satu orang," kata Sebby.

Menurut Sebby, tindakan penambang emas ilegal di wilayah tersebut juga didukung oleh TNI dan Polri. Oleh karena itu, TPNPB-OPM memutuskan untuk menyerang pendulang emas yang memiliki pistol itu.

"Melihat itu, 2019 akhirnya pasukan TPNPB OPM bantai semua (penambang emas ilegal) itu karena mereka menghancurkan hutan," ucap Sebby. 

Vedro Imanuel berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Novali Panji Nugroho

Lulus dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Nasional, mencakup isu seputar politik maupun pertahanan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus