Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan Israel ingin mendapatkan simpati masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang beragama Islam. Usaha Israel itu terlihat dari upaya mereka mengundang lima orang warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hikmahanto mengatakan motif Israel menemui para kader NU adalah untuk memenangkan hati orang yang berasal dari Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar. “Memang ini bisa dianggap upaya Israel untuk normalisasi hubungan dengan Indonesia,” kata Hikmahanto melalui pesan singkat pada Senin malam, 15 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hikmahanto berujar Israel sedang berupaya memunculkan imej positif kepada masyarakat Indonesia. Tujuannya, kata dia, agar publik di Indonesia terpengaruh dan menekan pemerintahnya untuk melakukan normalisasi hubungan dengan negara Zionis itu.
“Intinya mereka ingin lakukan normalisasi hubungan people to people,” ucap Hikmahanto. Namun, dia berujar upaya tersebut tidak selalu berhasil.
Hikmahanto menyampaikan bahwa bisa jadi para elite di Israel punya alasan tertentu untuk menemui orang berlatar belakang NU. Khususnya dengan memanfaatkan sikap NU yang mereka anggap lebih moderat. “Mengapa NU? Karena NU adalah organisasi Islam besar di Indonesia dan mempunyai pandangan yang menurut Israel moderat,” ujar Hikmahanto.
Meski begitu, Hikmahanto berujar pertemuan seperti ini sama sekali tidak berdampak kepada posisi pemerintah Indonesia di politik internasional. Pemerintah Indonesia, kata dia, akan tetap tidak mengakui Israel sebelum Israel mengakui Palestina sebagai negara.
Hikmahanto pun sangsi jika pertemuan para warga NU dengan presiden Israel bisa menjadi ajang untuk mempengaruhi kebijakan negara itu ke Palestina. Dia berkata pertemuan semacam itu justru lebih menguntungkan kepada Israel secara politik.
“Ini kan masalah siapa ingin memanfaatkan siapa. Lebih efektif Israel memanfaatkan mereka daripada mereka memanfaatkan Israel,” kata Hikmahanto.
Sebelumnya, sebuah foto beredar di media sosial menarasikan lima orang Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Herzog. Akun X @ismailfahmi membagikan tangkapan layar sebuah foto yang dia sebut menunjukkan pertemuan antara presiden Israel dengan sejumlah orang. Tangkapan layar yang dibagikan @ismailfahmi merupakan postingan foto yang dibagikan Zainul Maarif, @zenmaarif di akun Instagramnya.
Foto di akun @zenmaarif diunggah dengan kata-kata 'berbincang langsung dengan presiden Israel'. @Zenmaarif bersama rombongan mengaku bertemu presiden Israel di istana presiden Israel untuk membahas konflik hamas-Israel dan hubungan Indonesia - Israel.
"Alih-alih demonstrasi di jalanan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkap gagasan. Terkait konflik antara Hamas-Israel, dan relasi Indonesia-Israel. Saya bersama rombongan berdialog langsung dengan Presiden Israel, Isaac Herzog," tulis @zenmaarif.
Saat ini, akun @zenmaarif telah berstatus digembok atau privat. Tempo meminta keterangan Zainul Maarif melalui pesan di media sosialnya, namun belum mendapatkan jawaban hingga berita ini ditulis.