Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Pasca-Gempa, Kegiatan Belajar Mengajar di Sigi Belum Normal

Para siswa korban gempa Sulteng yang berada di Kabupaten Sigi masih belajar menggunakan tenda-tenda bantuan.

5 Desember 2018 | 12.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Palu - Para siswa korban bencana gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah hingga saat ini masih belajar di bawah tenda-tenda darurat bantuan pemerintah pusat dan United Nations Children's Fund (Unicef).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan pantauan Antara, kegiatan belajar mengajar para siswa di SD Negeri I Lolu, Kecamatan Sigibiromaru, Sigi masih tetap menggunakan tenda bantuan Unicef yang dipasang di halaman sekolah itu. Seluruh bangunan sekolah hancur akibat gempa berkekuatan 7,4 SR pada akhir September lalu itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para siswa belajar tanpa menggunakan kursi dan meja. Namun mereka tampak mengikuti pelajaran dengan serius dari guru mereka.

Kondisi serupa terlihat juga di SMP Negeri 1 Sigi serta SD dan SMP Maranata. Sebagian siswa belajar di ruangan yang tidak rusak dan sebagian lainya di tenda.

Kegiatan belajar dengan sarana dan prasarana yang darurat dan sederhana itu sudah berlangsung selama dua bulan pascagempa. Karena itu, kondisi belajar mengajar yang belum normal, jam kegiatan tersebut tidak sama dengan sebelum bencana alam. "Jam 11.00 Wita siswa sudah pulang," kata Ria, salah seorang siswi SMP Negeri I Lolu, Kecamatan Sigibiromaru.

Bupati Sigi Moh. Irwan Lapata mengatakan semua infranstruktur dan sarana umum, termasuk sekolah, puskesmas, rumah sakit, posyandu, rumah ibadah, jalan, maupun rumah warga yang rusak akibat bencana alam dipastikan dibangun kembali. "Tapi masih butuh waktu," kata dia.

Meski dengan kondisi seadanya, Irwan berharap kegiatan belajar mengajar di seluruh wilayah terdampak bencana alam di Kabupaten Sigi dapat berjalan dengan baik meski hanya menggunakan tenda-tenda dan ruangan kelas darurat. "Anak-anak sekolah harus mendapatkan pembelajaran yang cukup agar mereka tidak ketinggalan pelajaran," kata dia.

Ia pun mengakui bahwa selama dua bulan pascagempa, kegiatan belajar mengajar tidak seperti sebelum terjadi bencana. "Tapi mereka jangan sampai ketinggalan pelajaran," kata Irwan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus