Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pasca Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Puluhan Karangan Bunga Penuhi Mako Yonif 408/Sbh

Karangan bunga berisi dukungan terhadap TNI memenuhi depan Mako Yonif 408/Sbh pasca insiden penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud.

2 Januari 2024 | 19.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Boyolali - Markas Komando Kompi Senapan B Yonif 408/Sbh dipenuhi karangan bunga pasca insiden penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud pada Sabtu lalu, 30 Desember 223. Karangan bunga itu sebagian besar berisi kalimat dukungan terhadap aparat TNI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan pantauan Tempo, Selasa, 2 Januari 2024, ada sekitar 20 karangan bunga dipasang berjajar di tepi jalan sisi utara Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali.  Karangan bunga itu dipasang menghadap ke Mako Yonif 408/Sbh. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami Bersama TNI," begitu tulisan satu diantara puluhan karangan bunga yang dikirimkan oleh kelompok Merapi Merbabu Rescue (MMR) yang dilihat Tempo.

"Pak Tentara Aku Padamu", "Tertib Masyarakat Aman Terkendali Bersama TNI", "Yang Kemaki Harus Dibina," begitu tulisan beberapa karangan lainnya. 

Ketua MMR Boyolali, Harnowo, membenarkan pihaknya mengirimkan karangan bunga itu. Harnowo mengatakan hal itu sebagai bentuk dukungan moral kepada TNI. 

"Iya betul kami memasang karangan bunga di depan Mako Yonif 408/Sbh tersebut pada malam setelah kejadian. Itu sebagai bentuk dukungan moral dari kami untuk teman-teman TNI," ujar Harnowo saat dihubungi Tempo, Selasa, 2 Januari 2024.

Bukan dukung tindakan kekerasan

Harnowo menilai peristiwa penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud itu murni ketidaksengajaan. Dia menyatakan mendukung TNI dan Polri lantaran khawatir isu itu akan dipolitisasi. 

Harnowo menyatakan dukungan tersebut bukan berarti mereka mendukung aksi kekerasan. Menurutnya, tindakan yang dilakukan anggota TNI itu sebagai bentuk pelajaran saja. Dia pun meminta kepada seluruh relawan untuk menjaga kesopanan dan ketertiban dalam berkampanye. 

"Tidak (tidak mendukung penganiayaan). Cukup beri pelajaran saja, buat shock teraphy, biar adab kesopanan itu dijaga. Apalagi lewat asrama tentara kan ada aturannya.  Ada etikanya kalau masuk kawasan militer, tidak boleh arogan, geber-geber knalpot brong," ucap dia. 

Sebagian masyarakat, menurut Harnowo, juga tidak senang dan tidak simpati dengan penggunaan motor berknalpot berisik. Dia pun menyayangkan aparat kepolisian yang tak menindak tegas para pengguna knalpot seperti itu yang dianggap mengganggu.

"Sebenarnya melanggar aturan juga (penggunaan knalpot brong). Terus dari kepolisian nggak ada tindakan. Kalau dari teman-teman TNI intinya kan sebenarnya mau memberikan pelajaran biar lebih sopan, lebih tertib, lebih teratur itu kan lebih enak," ucap Harnowo.

Selanjutnya, sebut penganiayaan relawan sebagai tindakan spontanitas

Soal penganiayaan yang dilakukan oleh anggota TNI, menurut Harnowo, itu tindakan spontanitas. Dia menilai anggota TNI pun memiliki emosi yang bisa tersulut jika ada tindakan yang dinilai di luar batas.

"Tentara itu kan juga manusia, juga ada emosinya. Kalau wilayahnya dilewati yang arogan, war wer war wer itu kan secara spontanitas. Mungkin kalau lewat di kampung mungkin bisa juga dikeroyok sama warga. Berhubung lewatnya depan asrama, warganya juga tentara, saya kira hal itu wajar. Itu bukan penganiayaan, hukum tentara ya begitu itu," katanya.

Karena itu, dia menilai insiden penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud itu tak ada kaitannya dengan Pemilu 2024. Dia meyakini TNI bersikap netral. 

"Karena saat ini TNI kan bener-bener netral, tapi di Medsos sekarang banyak yang memplintir-memplintir. Jadi dengan dukungan terhadap rekan-rekan TNI, harapan kami jadi memberikan support kepada teman-teman TNI. Karena memang sebenarnya tidak bisa disalahkan," jelasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus