Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Waspadai Varian Baru dari Luar Negeri

Pekerja migran dari luar negeri mendominasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet.

2 September 2021 | 00.00 WIB

Pekerja Migran Indonesia usai menjalani isolasi di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Pademangan, Jakarta, 15 Juni 2021. ANTARA/M Risyal Hidayat
Perbesar
Pekerja Migran Indonesia usai menjalani isolasi di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Pademangan, Jakarta, 15 Juni 2021. ANTARA/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA – Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Mayor Jenderal TNI Tugas Ratmono, mengatakan fasilitas kesehatan itu saat ini didominasi pasien pekerja migran dari Arab Saudi dan Malaysia. “Selama beberapa hari terakhir, ada peningkatan jumlah pasien. Setelah kami cek lebih detail, pasien baru lebih banyak dari kalangan pekerja migran Indonesia yang baru kembali dari sejumlah negara,” ujarnya, Rabu, 1 September 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tugas meminta semua pihak mewaspadai dan mengantisipasi munculnya varian baru Covid-19. Dia mengatakan semua orang perlu terus menjaga dan meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Jumlah pasien RSDC Wisma Atlet Kemayoran sempat mencapai angka terendah. Pada 26 Agustus 2021, jumlah pasien sebanyak 1.002 orang dengan angka hunian 12,69 persen. Namun, pada 27 Agustus, terjadi kenaikan jumlah pasien seiring dengan masuknya 231 pasien baru, sedangkan pasien keluar hanya 75 orang. Angka hunian pun naik menjadi 14,67 persen.

Dari 231 pasien baru itu, kata Tugas, sebanyak 188 orang dari Wisma Atlet Pademangan, yang selama ini digunakan untuk karantina warga yang baru tiba dari luar negeri. Sedangkan pasien asal Jakarta dan sekitarnya hanya 43 orang.

Menurut Tugas, dari jumlah itu, pekerja migran yang kembali dari Arab Saudi sebanyak 119 orang, Malaysia 22 orang, Fiji 11 orang, Papua Nugini 7 pasien, serta Korea dan Jepang masing-masing 3 orang.

“Hari ini (1 September 2021) pasien baru dari pekerja migran Indonesia sebanyak 36 orang. Dari Arab Saudi berjumlah 21 orang dan sisanya dari Malaysia,” ujar Tugas.

Peningkatan jumlah pasien baru dari pekerja migran Indonesia yang kembali dari luar negeri membuat RSDC Wisma Atlet Kemayoran meningkatkan kewaspadaan akan masuknya varian baru. “Kehadiran varian baru berpotensi menjadi ancaman,” kata Tugas.

Sebelumnya, jumlah pasien Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kemayoran melonjak pada Juni sampai Juli lalu akibat masuknya varian delta ke Tanah Air. Pada 30 Juni, pasien yang dirawat sebanyak 7.167 orang, tertinggi sejak rumah sakit itu berdiri. “Di bagian hilir, kami akan terus meningkatkan perawatan pasien dan diharapkan di hulu pencegahan penularan meningkat melalui disiplin protokol kesehatan,” tutur Tugas.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memastikan pemerintah terus melakukan upaya perlindungan bagi pekerja migran Indonesia di negara penempatan, baik yang akan berangkat maupun yang kembali. Dia mengatakan pemerintah menghentikan sementara penempatan pekerja migran selama masa pandemi. “Keputusan Menteri pada 20 Maret 2020 untuk menyelamatkan jiwa, memutus mata rantai penyebaran, baik secara nasional maupun global,” ujarnya.

Penghentian sementara itu dilakukan karena kebijakan negara penempatan yang melakukan pengetatan masuknya warga asing dan pemberian visa, mengharuskan karantina, serta mewajibkan bukti bebas Covid-19.

Ida mengatakan upaya pelindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri terus dilakukan, terutama di wilayah yang memberlakukan karantina wilayah atau lockdown. Perlindungan itu dalam bentuk pemberian masker dan imbauan tidak mudik.

Koordinasi juga dilakukan dengan perwakilan Indonesia di negara-negara tersebut untuk mendukung tiga langkah perlindungan. Pertama, komunikasi dengan pekerja migran habis kontrak agar dapat difasilitasi tempat tinggal. Kedua, pekerja dimungkinkan tinggal dan diberi pilihan waktu kerja, serta tetap menerima upah sesuai dengan aturan atau kesepakatan dengan pihak-pihak yang terlibat. “Ketiga, memastikan protokol WHO di tempat kerja dan di tempat istirahat,” kata Ida.

ALI N.Y.
#ingatpesanibu #cucitangan #pakaimasker #jagajarak
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus