Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Berdalih Memberi Anak Kos Rasa Tenang

Pelaku menganggap memeluk korban merupakan hal biasa dengan alasan memberi rasa tenang dan aman. Korban mengalami trauma berkepanjangan.

24 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pelaku merasa memeluk dan mencium anak kos biasa dilakukan sebagai bagian dari keakraban dan kekeluargaan penghuni tempat indekos.

  • Setelah kejadian itu, korban trauma dan takut bertemu laki-laki sepuh.

  • Perundungan seksual itu mengganggu konsentrasi korban yang sedang menyelesaikan skripsi.

YOGYAKARTA — Tubuh Angela, mahasiswi korban pelecehan seksual, kaku saat pemilik tempat indekos memeluk serta mencium keningnya. Angela, bukan nama sebenarnya, kaget dan tak kuasa melawan perlakuan secara tiba-tiba dari bapak kosnya tersebut. Peristiwa yang menimpa mahasiswi dari kampus swasta itu berlangsung pada Ahad sore, 21 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di ruang tamu kos-kosan, Erminto, pemilik tempat indekos, di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, tersebut saat itu mengajak Angela berbicara untuk dijodohkan dengan anaknya yang berusia 40 tahun dan belum menikah. Angela menolak tawaran Erminto, dan langsung menangis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lelaki berusia 79 tahun itu tiba-tiba memeluk tubuh dan memegang kepala Angela. “Saya rangkul dan cium kening untuk menenangkan dia, seperti saya kepada cucu. Dia kan menangis,” ujar Erminto saat ditemui di rumahnya, akhir Desember lalu.

Menurut Erminto, memeluk dan mencium anak kos biasa ia lakukan sebagai bagian dari keakraban dan kekeluargaan yang menjadi tradisi tempat indekos. Setiap tiga bulan sekali, Erminto mengumpulkan seluruh anak kos untuk mengobrol dan makan-makan. Pensiunan pegawai negeri pabrik gula itu memiliki dua pondokan yang berisi 25 kamar. Satu pondokan menyatu dengan rumahnya dan pondokan lainnya berada tak jauh dari rumahnya.

Sejak 20 tahun lalu, keluarga Erminto mengelola tempat indekos yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Universitas Ahmad Dahlan itu secara turun-temurun. Di dekat tempat kos tersebut juga berdiri kampus Universitas Sarjana Tamansiswa, Universitas Teknologi Yogyakarta, serta Sekolah Tinggi Pertanian. Di kampung itu, dia menjadi koordinator pengelola tempat indekos yang menampung penghuni kos.

Erminto mengklaim ada 1.601 penghuni kos di kampung itu. Erminto, tokoh kampung, pernah dua kali menjabat ketua rukun tetangga. Dugaan pelecehan seksual itu menjadi perbincangan warga kampung. Namun Erminto membantahnya. “Enggak ada. Jangan membayangkan yang tidak-tidak,” ujar dia.

Tetangga Erminto yang meminta identitasnya dirahasikan menyebutkan Erminto pernah memegang pantat penghuni kos, memegang payudara pekerja rumah tangga, dan memijat anak kos yang sakit. Namun Erminto membantahnya. “Enggak, bukan saya yang mijit. Saya mengundang tukang pijat,” ujarnya.

Ilustrasi kekerasan seksual. TEMPO/Nita Dian

Lina, bukan nama sebenarnya, kakak Angela, tak terima dengan perlakuan Erminto yang menganggap hal itu sesuatu yang wajar. Lina merupakan mantan anak kos Erminto yang lebih dulu menghuni rumah kos itu sebelum Angela. Dia menyewa pengacara dan sempat berencana melaporkan perbuatan Erminto ke polisi.

Kepada Lina, Angela sembari menangis menceritakan perlakuan Erminto. Lina berusaha menenangkan Angela yang panik dan memintanya segera pindah tempat kos. Setelah kejadian itu, Angela trauma dan takut bertemu laki-laki sepuh. "Adik saya ketakutan," kata Lina.

Dua hari kemudian, pengacara korban menyodorkan surat. Isinya meminta Erminto berjanji tidak mengulangi perbuatan mencium kening Angela dan anak kos lainnya. Erminto membubuhkan tanda tangan dalam surat tulisan tangan di kertas itu. “Apabila dipermasalahkan, saya siap menanggung di hadapan hukum,” kata Erminto dalam surat itu.

Perundungan seksual itu mengganggu konsentrasi Angela yang sedang mengerjakan skripsi. Perempuan berusia 22 tahun tersebut tertekan sehingga penyusunan skripsinya tertunda. Lina menyebutkan adiknya takut disalahkan bila menceritakan peristiwa itu kepada teman-teman kosnya.

Masih di Yogyakarta, Anggun, nama samaran, sangat kaget ketika bapak kosnya tanpa mengetuk pintu menyelonong ke kamarnya. Alasannya, mengecek beberapa kamar mandi para penghuni kos yang sedang diperbaiki. Mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut menuturkan kejadian itu berlangsung pada 2017.

Anggun saat itu sedang tidur siang. Dia mengenakan celana pendek dan kaus tanpa lengan. Anggun tak mengunci pintu dan jendela dalam karena udara siang itu gerah. Anggun meminta bapak kos mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarnya. Namun lelaki berusia 40 tahun itu malah mengatakan agar dia biasa saja dan tidak perlu risi.

Bukan hanya Anggun. Para penghuni lainnya juga risi karena terduga pelaku pelecehan seksual itu kerap mengintip mereka melalui jendela yang dibuka. Selain itu, dia kerap merangkul, mengomentari fisik anak kos, dan menyapa dengan panggilan "halo cantik" atau "sayang". Anggun saat itu tak tahu bahwa perlakuan bapak kos tersebut termasuk pelecehan seksual. Dia dan empat temannya tidak melaporkan aksi predator serta dugaan perundungan seksual yang ia alami ke kampus.

Pelecehan seksual marak terjadi di sejumlah kota. Di Jember, Jawa Timur, pemilik rumah kos, IM, diduga melecehkan Jelita, nama samaran, mahasiswi perguruan tinggi negeri di kabupaten itu. IM tiba-tiba mencium Jelita saat dia baru saja berpamitan hendak pulang ke Banyuwangi. Peristiwa itu dialami Jelita pada 8 Januari 2022 di bawah tangga kamar kos. IM menarik tubuh Jelita saat dia turun tangga dari kamar kos. “Kaget dan tidak bisa berteriak,” kata Jelita.

Di Jakarta, Anita, juga bukan nama sebenarnya, mengalami pelecehan seksual di tempat kos di Jakarta Pusat pada 2015. Anita, yang tidak hafal dengan jalan di Jakarta sering, meminta bantuan Sam, tetangga pemilik rumah kos. Sam merupakan orang kepercayaan pemilik tempat kos yang biasa menjaga pondokan itu.

Pelecehan itu terjadi ketika Sam mengantar Anita ke stasiun dekat tempat kos. Sam kerap menggoda Anita. Suatu hari, Sam meminta Anita memegang tubuhnya saat memboncengnya. Sam memegang tangan Anita. “Saya menolak dan sejak saat itu jaga jarak,” kata dia.

SHINTA MAHARANI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus